Self sabotaging adalah suatu perilaku yang dapat mengganggu tujuan jangka panjang. Ditandai dengan sering menunda pekerjaan, terlalu perfeksionis, melukai diri sendiri, negative self talk dan penggunaan alkohol atau narkoba.
Perilaku merugikan ini bersifat toxic yang sering tidak disadari, tetapi dampaknya akan berpengaruh pada karir dan kehidupan ke depannya. Musuh terbesar adalah diri sendiri, karena kadang lebih sulit dikendalikan. Sehingga, dapat melakukan hal-hal buruk dengan mensabotase diri sendiri.
Ada beberapa penyebab self sabotaging yaitu trauma masa lalu, takut dengan kegagalan dan perasaan rendah diri. Ketahui lebih jelas mengenai self sabotaging di artikel ini.
Pengertian self sabotaging
Self sabotaging perilaku atau pola pikir yang buruk yang menyebabkan seseorang mencegah untuk melakukan apa yang diinginkan untuk mencapai suatu tujuan. Perilaku ini akan merusak dan menghalangi untuk melakukan apa yang direncanakan untuk mencapai tujuan.
Akan sulit jika kita mengindentifikasi apakah telah melakukan self sabotage, karena dampaknya tidak segera terasa saat itu juga. Self sabotaging akan ditandai dengan perilaku sadar atau tidak sadar yang bisa menghalangi dan membatasi hal positif bagi kita, sehingga akan sering mengalami tekanan, kesedihan dan sebagainya.
Tanda-tanda self sabotaging
- Selalu menunda pekerjaan apapun
- Tidak bisa mengatur waktu antara satu kegiatan dengan kegiatan lain
- Memiliki pergaulan yang memberikan pengaruh buruk untuk kita
- Sering merendahkan diri sendiri
- Sering berdebat atau berkelahi dengan orang terdekat
- Menyalahgunakan orang lain ketika mengalami hal buruk
- Sulit memenuhi kebutuhan
- Terlalu perfeksionis saat melakukan sesuatu selalu ingin sempurna
- Melakukan perilaku merugikan yang sebenarnya bisa terkontrol
- Kurang persiapan dalam melakukan sesuatu hal padahal ia bisa melakukannya lebih baik.
Penyebab terjadinya self sabotaging
1. Trauma masa lalu
Penyebab self sabotaging bisa terjadi karena faktor trauma masa lalu. Misalnya, seseorang yang tumbuh di lingkungan yang penuh dengan kesedihan, tekanan, dan kecemasan. Maka, ia akan terbiasanya pada kesedihan.
Sehingga, membuat seseorang tersebut menjadi orang yang menerima nasib apa adanya dari pada berjuang melakukan yang terbaik, namun banyak tantangan dan sesuatu yang tidak pasti
2. Takut dengan kegagalan
Saat seseorang takut dengan kegagalan dalam hidupnya, misalnya takut gagal dalam pekerjaan, hubungan atau takut gagal menjadi orang tua yang baik secara tidak langsung akan membuat diri disabotase untuk menghindari kegagalan tersebut. Jadi, jika tidak mencoba hal tersebut, maka tidak akan merasakan gagal.
3. Perasaan rendah diri
Penyebab self sabotaging juga terjadi karena perasaan rendah diri. Misalnya, merasa dirinya tidak bisa sukses. Jika berpikir tidak akan sukses, maka pada akhirnya tidak akan sukses. Apa yang dipikirkan akan mempengaruhi tindakan yang dilakukan dan berpengaruh pada hasilnya.
Perasaan rendah diri juga berhubungan dengan pola asuh orang tua sejak kecil. Usia 0-6 tahun akan menyerap apa yang didengar, dilihat dan dilakukan. Semua informasi tersebut akan membentuk kepribadian. Jika ada orang tua yang menyebut anaknya pemalu, kurang pintar atau nakal, maka anaknya melabeli dirinya juga begitu.
Kesimpulan
Self sabotaging adalah perilaku atau pola pikir buruk yang terjadi pada seseorang yang dapat mencegah melakukan hal yang diinginkan untuk mencapai tujuan. Tanda self sabotaging diantaranya selalu menunda pekerjaan, tidak bisa mengatur waktu dengan baik.
Tak hanya itu, bisa juga terlalu perfeksionis, melakukan perilaku merugikan diri sendiri dan orang lain, kurang persiapan dalam berbagai hal padahal bisa melakukannya dan sebagainya. Penyebab self sabotaging bisa terjadi karena adanya faktor, yakni trauma masa lalu, perasaan rendah diri dan takut dengan kegagalan.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka