Kecanduan narkotika adalah salah satu penyakit paling mengerikan. Sangat berbahaya sehingga bisa dibandingkan dengan wabah kolera yang menyebabkan epidemi dunia beberapa abad yang lalu. Tak hanya merusak tubuh dan mental pecandu, keluarga pun terdampak narkoba. Bahaya narkotika bagi keluarga yaitu hancurnya tatanan yang sebelumnya berjalan dengan baik.
Jutaan pecandu narkotika meninggal setiap tahun di seluruh dunia. Dan trendnya pun bukan turun, tetapi malah meningkat. Bahaya kecanduan narkoba bagi seseorang akan memanifestasikan dirinya pada beberapa tingkatan: fisik, mental, dan sosial.
Baca juga: Dampak Buruk Kesehatan akibat Penggunaan Narkotika
Bahaya Kecanduan Narkoba di Tingkat Fisik
Narkotika adalah penghancur total tubuh. Penggunaan obat-obatan terlarang ini menyebabkan hilangnya semua vitamin dan nutrisi yang sudah masuk dalam tubuh. Itu yang membuat pecandu tidak mungkin untuk pulih dari berbagai cedera. Konsekuensi negatif yang terjadi pada organ tubuhnya seperti :
- Pertama-tama, hati, jaringan tulang, gigi, persendian, rambut, dan kuku terkena.
- Dengan penggunaan secara intravena dengan suntikan yang terjadi berulangkali maka masalah kulit dimulai: bisul muncul, pembusukan terjadi, dan risiko berkembangnya gangrene pun tinggi.
- Sistem saraf dan kardiovaskular mulai terganggu, sel-sel otak pun mulai hancur.
- Akibat menurunnya daya tahan tubuh, tubuh seorang pecandu narkoba dengan mudah “terkena” penyakit menular. Kondisi penggunaan narkoba yang tidak steril menyebabkan infeksi HIV dan berbagai hepatitis.
- Wanita pengguna pun mengalami infertilitas, sementara pria mengalami impotensi.
- Akibat negatif lainnya adalah penuaan dini, penampilan seorang pengguna berubah menjadi tua dan buruk dalam waktu singkat.
Baca juga: Penggunaan Narkotika pada Populasi Kunci HIV
Kecanduan narkoba sangat berbahaya bagi anak-anak dan anak di bawah umur. Dengan meningkatnya ketergantungan, pecandu muda yang sedang tumbuh tidak menerima zat-zat yang diperlukan untuk pembentukan kerangka, organ dalam, otot, dan otak. Faktor negatif tambahan bagi remaja putri adalah hubungan seksual dini, penyakit menular seksual, kehamilan dan aborsi. Overdosis juga menyebabkan kematian dini. Ini adalah kejadian umum di kalangan pecandu narkoba, karena tidak semua orang dapat menahan diri dari menggunakan semua obat yang tersedia.
Baca juga: Penyebab Kecanduan Narkoba, Dampak, & Cara Menghilangkannya
Bahaya Kecanduan pada Tingkat Mental
Kecanduan psikologis terhadap narkotika seringkali jauh lebih kuat daripada kecanduan fisik. Oleh karena itu, menyembuhkannya pun jauh lebih sulit. Narkoba menghancurkan sistem saraf. Penghancuran koneksi saraf dan gangguan fungsi sel saraf menyebabkan persepsi realitas yang tidak memadai, perkembangan psikosis, dan penurunan kecerdasan yang progresif.
Pecandu narkoba sering berperilaku “aneh”: mereka mengekspresikan agresifitas, tertawa sampai kejang, dan menangis tanpa alasan. Keadaan keracunan narkoba pun disertai dengan halusinasi, delirium. Dalam keadaan ini, pecandu dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Secara bertahap, pecandu benar-benar terdegradasi. Semua kemampuannya dahulu hilang, hobi dan minat sebelumnya dilupakan. Risiko penyakit mental meningkat berkali-kali lipat seperti skizofrenia, gangguan bipolar dan paranoid, depresi, dan amnesia. Buruknya lagi, kesehatan mental yang hilang itu tidak akan kembali bahkan setelah dilakukan rehabilitasi dari kecanduan narkoba.
Baca juga: Ini Jenis-Jenis Skizofrenia yang Perlu Diwaspadai
Bahaya Sosial dari Kecanduan Narkoba
Pecandu tiak hanya merusak tubuh dan mentalnya, kehidupan sosialnya pun hancur. Bahkan pada tingkat keluarga, pecandu merasa asing dengan saudara-saudaranya. Pecandu tak lagi menganggap penting keluarga, orang tua, saudara, anak dan kerabatnya. Pecandu keluar dari masyarakat, tiak lagi mau mematuhi norma dan larangan sosial, kehilangan pekerjaan, dan teman. Dia seakan menjadi orang buangan, yang cepat atau lambat akan melakukan kejahatan.
Satu-satunya makna hidupnya adalah “dosis narkoba”. Sebagian besar hari seorang pecandu dihabiskan untuk mencari narkoba untuk dikonsumsi. Kehilangan pekerjaan membuat orang yang menjadi tanggungannya kehilangan sumber pendapatan. Pecandu pun mulai menjual barang-barang yang dimilikinya: tabungan, perhiasan, perabotan dan sebagainya. Dalam keputusasaan, pecandu bahkan bisa menjual rumahnya. Setelah semuanya habis, pecandu narkoba pun siap untuk mencuri, merampok atau bahkan membunuh untuk mendapatkan “dosis narkoba” baru. Inilah bahaya narkotika bagi keluarga.
Sangat sulit untuk kembali ke kehidupan normal bagi para pecandu narkoba. Bahkan setelah menjalani rehabilitasi, risiko pecandu akan kembali menggunakan narkoba tetap tinggi. Stres, situasi traumatis, ketegangan psikologis adalah beberapa faktor yang dapat menjadi katalis untuk kembali menggunakan zat terlarang ini.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka