Bukti Olahraga Bisa Menunjang Rehabilitasi Narkoba - Ashefa Griya Pusaka

Bukti Olahraga Bisa Menunjang Rehabilitasi Narkoba

Bukti Olahraga Bisa Menunjang Rehabilitasi Narkoba
Share on:

Bukti Olahraga Bisa Menunjang Rehabilitasi Narkoba – Sekarang ini jumlah korban penyalahguna atau pengguna narkoba di Indonesia telah menyentuh angka 5,9 Juta orang. Butuh “inovasi” mengatasi darurat narkoba. Presiden Jokowi melalui program yang diluncurkannya pun menggalakkan upaya pemberantasan narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) bertugas mencegah dan memberantas penyalahgunaan serta peredaran gelap narkoba. Termasuk pula melakukan rehabilitasi narkoba bagi para pecandu.

Kendala yang ditemui di Negara kita saat ini yaitu masih sedikitnya instansi atau layanan kesehatan yang mempunyai kapabilitas menyelenggarakan tahapan rehabilitasi medis bagi para korban penyalahguna narkoba hingga tuntas. Faktor tersebut disebabkan masih sedikitnya sumber daya manusia ataupun pendanaan untuk pembukaan panti rehabilitasi medis bagi korban penyalahguna narkoba di sejumlah daerah. Padahal tempat rehabilitasi narkoba sangat bermanfaat guna menanggulangi korban penyalahguna, untuk menyelamatkan generasi bangsa dari bahaya narkoba.

Ashefa Griya Pusaka adalah salah satu pilihan panti rehabilitasi narkoba yang cukup bagus. Pusat rehabilitasi narkoba ini berada di Jakarta. Biaya rehabilitasi narkoba di Ashefa Griya Pusaka secara umum masih cukup terjangkau. Fasilitas yang diberikan pun sudah memenuhi standar nasional program rehabilitasi para pengguna narkoba.

Rehabilitasi adalah bagian dari aspek utama untuk penanggulangan narkoba, sebab dengan hadirnya tempat rehabilitasi maka diharapkan bisa memutus mekanisme supply dan demand narkotika. Pengguna narkoba yang tahap rehabilitasinya kurang tuntas berpeluang untuk menambah permintaan akan narkoba, sedangkan berdasarkan undang-undang yang ada, tak setiap korban penyalahguna dikenai hukuman kurungan. Karenanya tindakan rehabilitasi korban penyalahguna narkoba mesti dijalankan dengan tuntas yang akan membuat tak ada lagi permintaan narkoba dari bekas pengguna narkoba.

Beberapa tahapan rehabilitasi untuk pasien ketergantungan narkoba yaitu sebagai berikut:

class=wp-image-9793
  • Tahapan rehabilitasi medik adalah (detoksifikasi) : untuk tahap ini, pengguna dicek tubuh dan kejiwaan oleh dokter terlatih. Pihak dokter yang kemudian memastikan apakah pengguna harus diberikan obat tertentu demi menekan efek putus zat (sakau) yang dialaminya. Pemberian obat pun sesuai dengan jenis narkoba serta gawat tidaknya efek putus obat itu.
  • Tahapan rehabilitasi nonmedis : di fase ini, pengguna terlibat di program rehabilitasi. Di panti rehabilitasi, pengguna akan mengikuti beragam aktifitas, misalnya program therapeutic communities (TC), 12 steps (dua belas langkah), pendalaman ilmu agama, dan masih banyak lagi.
  • Tahapan pasca rehabilitasi : untuk tahapan rehabilitasi ini, pengguna disiapkan aktifitas disesuaikan dengan minat dan bakat dalam mengisi tugas sehari-hari. Pengguna pun bisa kembali ke sekolah atau bekerja, akan tetapi masih di bawah pemantauan pihak berwajib.

Kecuali tiga tahapan rehabilitasi tadi, olahraga pun bisa ditambahkan menjadi terapi alami dalam menangani masalah ketergantungan yang diderita pengguna. Sesuai hasil riset, olahraga yang dilaksanakan dengan teratur bisa menurunkan tingkat stres, depresi, dan kecemasan. Kalangan peneliti pun makin yakin bila olahraga bisa menurunkan efek kecanduan. Kendati demikian, penelitian membuktikan jika olahraga tidak dapat menghasilkan efek signifikan untuk berbagai macam kecanduan. Satu perilaku negatif yang konon bisa berkurang karena kegiatan olahraga dengan teratur yaitu merokok. Beberapa riset telah membuktikan jika perokok yang rajin olahraga punya keinginan merokok menurun dari waktu ke waktu. Para perokok itu pun selanjutnya memiliki suasana hati lebih baik.

Fakta sama pun dialami penderita ketergantungan morfin. Ketika mereka melakukan olahraga dengan teratur maka perasaan cemas pun berkurang dan sukses menekan sensitivitas suhu tubuh. Itu dapat terjadi sebab olahraga bisa memperbaiki kerusakan jaringan otak gegara paparan berbagai obat terlarang.

Olahraga sudah banyak dibuktikan punya kemampuan besar untuk pengobatan pelengkap dalam proses rehabilitasi ketergantungan narkoba. Dampak positif dari suasana hati menjadikannya sesuai untuk mendukung tahap pemulihan sekaligus mencegah kambuh. Selain itu olahraga pun ikut menghasilkan badan yang makin sehat, serta memperbaiki kerusakan otak karena narkoba.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top