Siklotimia Gangguan Mental Mirip Bipolar - Ashefa Griya Pusaka

Siklotimia Gangguan Mental Mirip Bipolar

Siklotimia Gangguan Mental Mirip Bipolar
Share on:

Siklotimia yaitu gangguan suasana hati yang menyebabkan perubahan emosi dari hipomania menuju depresi. Siklotimia gangguan mental mirip bipolar. Namun, tingkat keparahannya lebih ringan dari pada bipolar atau dikenal juga dengan gangguan bipolar ringan. Bisa dialami oleh remaja hingga dewasa.

Meskipun dianggap mirip dengan bipolar, inilah perbedaannya yaitu siklotimia tidak menyebabkan ingin bunuh diri, sedangkan bipolar sebaliknya. Gangguan suasana hatinya tidak ekstrem, sedangkan bipolar sangat ekstrem. Durasi gejala siklotimia biasanya lebih singkat daripada bipolar. Ketahui lebih banyak mengenai siklotimia di artikel ini.

Pengertian Siklotimia 

Siklotimia adalah gangguan mental yang menyebabkan perubahan emosi naik turun antara hipomania dan depresi. Sering disebut mirip dengan gangguan bipolar, namun berbeda dari tingkat keparahannya. Siklotimia gejalanya lebih ringan dari pada bipolar, tidak menimbulkan keinginan untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri. 

Banyak orang yang tidak sadar mengalami siklotimia karena gejala yang muncul tidak parah dan tidak banyak mempengaruhi aktivitas sehari-hari, hanya akan berjalan lebih lambat dari biasanya dan jika dibiarkan akan berkembang menjadi bipolar yang parah. 

Pada siklotimia ditandai dengan perasaan senang berlebihan, namun tidak sampai pada tahap mania berubah menjadi hampa dan sedih. Biasanya akan berpola depresi-normal-hipomania. Saat hipomania seseorang akan memiliki banyak energi sehingga berpengaruh pada waktu tidurnya, sedangkan pada saat depresi akan kehilangan minat. 

Penyebab Siklotimia

Penyebab siklotimia belum diketahui secara spesifik. Namun, ada beberapa faktor penyebab yang diyakini bisa munculnya gejala ini, yaitu : 

  1. Keturunan
  2. Pengalaman traumatis atau stres yang berkepanjangan
  3. Perubahan sistem saraf otak

Gejala Siklotimia 

Gejala yang umum dari siklotimia adalah depresi selama berminggu-minggu, kemudian berlanjut hipomania dalam beberapa hari. Gejala depresi siklotimia, diantaranya : 

  • lebih agresif
  • gangguan tidur seperti susah tidur atau sebaliknya
  • mudah putus asa
  • mudah lupa dan sulit berkonsentrasi
  • nafsu makan berubah, berat badan menurun
  • mudah lelah
  • dorongan seksual rendah 
  • cepat marah 
  • munculnya perasaan tidak berharga

Gejala hipomania dari siklotimia adalah : 

  • gelisah dan mudah tersinggung
  • harga diri meningkat
  • tidak bisa mengambil keputusan dengan baik
  • mudah cemas 
  • tidak teliti
  • berbicara sangat cepat
  • mengeluarkan pendapat tidak seperti biasanya
  • terlalu bersemangat tanpa rasa lelah 
  • menjalani aktivitas fisik secara berlebihan
  • perasaan bahagia berlebihan

Pengobatan Siklotimia 

1. Obat-obatan

Psikiater akan meresepkan beberapa jenis obat, seperti : 

  • obat anti kejang dan anti konvulsan seperti asam valproat, divalproex sodium dan lamotrigine
  • obat penstabil mood seperti lithium 
  • obat anti kecemasan seperti benzodiazepin
  • Antipsikotik atipikal, seperti olanzapine, quetiapine, dan risperidone
  • antidepresan yang digunakan dengan obat untuk gangguan suasana hati.

2. Psikoterapi

  • Terapi perilaku kognitif, untuk membantu mengidentifikasi penyebab munculnya gejala. Fokus pada pikiran dan keyakinan negatif sehingga merubahnya menjadi pikiran yang lebih positif.
  • Terapi ritme interpersonal dan sosial (IPSRT), fokus pada stabilisasi ritme harian seperti tidur, bangun dan jam makan. Penderita siklotimia dapat membuat rutinitas harian untuk membantu menstabilkan suasana hati.

Kesimpulan

Siklotimia gangguan mental mirip bipolar ini menyebabkan perubahan emosi naik turun antara hipomania dan depresi. Penyebab siklotimia diantaranya keturunan, pengalaman traumatis, dan perubahan sistem saraf otak. 

Gejala depresi pada siklotimia berupa agresif, mudah marah, mudah putus asa, munculnya perasaan tidak berharga dan sebagainya. Sedangkan gejala hipomania seperti harga diri meningkat, terlalu bersemangat, menjalani aktivitas fisik berlebihan, berbicara sangat cepat dan lainnya.

Pengobatan siklotimia bisa menggunakan obat obatan antidepresan, benzodiazepin, lithium, obat anti kejang. Terapi yang dilakukan, seperti terapi perilaku kognitif dan terapi ritme interpersonal.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top