Pernahkah kamu mendengar istilah Somniphobia? Somniphobia adalah ketakutan yang irasional atau ekstrem saat tidur. Ketakutan yang terjadi pada penderitanya akan sangat menganggu aktivitas sehari-hari, sehingga perilaku penderita berusaha untuk menghindari tidur.
Dilansir dari Healthline, keadaan yang seperti ini bisa menimbulkan kecemasan dan ketakutan parah dalam pikirannya. Fobia ini disebut juga hypnophobia dan clinophobia. Lalu, apa penyebab Somniphobia dan mengapa seseorang takut untuk tidur? Simak yuk penjelasan berikut ini.
Penderita fobia tidur akan melakukan berbagai cara untuk mengalihkan fokusnya agar tidak tertidur. Penderita Somniphobia akan selalu menyalakan lampu, memutar musik, atau televisi yang keras sebagai distraksi atau pengalihan. Bahkan, ada juga yang menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan untuk mengatasi perasaan takut saat tidur.
Sebab, penderita merasa khawatir dengan kondisinya jika selama tertidur, bisa dengan berjalan dan mimpi yang menakutkan. Gangguan tidur seperti ini, bisa menyebabkan kecemasan seperti takut jika mimpi buruk atau keadaan lainnya yang berkaitan dengan tidur. Sehingga rasa takut yang muncul sangat kuat dan memengaruhi di kehidupannya.
Faktor Penyebab Somniphobia
Somniphobia masuk dalam golongan gangguan fobia spesifik, sama seperti pada gangguan pada umumnya yang merasakan ketakutan secara intens terhadap situasi, objek, atau hewan tertentu. Penderita juga mengetahui jika kecemasan yang dirasakan sangat berlebihan dibandingkan dengan rasa takut pada objek spesifik itu.
Penderita juga, akan tidak bisa membendung atau mengendalikan rasa takut yang muncul. Lalu, apa saja penyebab dan mengapa seseorang bisa takut untuk tidur?
Penyebab Somniphobia belum diketahui secara pasti. Tetapi, ada beberapa gangguan tidur yang kemungkinan bisa memicu seseorang mengalami ketakutan ekstrem untuk tidur, seperti berikut ini.
- Kelumpuhan tidur
Kelumpuhan tidur ini pernah dirasakan oleh sebagian orang. Keadaan seperti ini, disebut juga dengan sleep paralysis yang terjadi antara fase bangun dan tidur. Orang yang mengalaminya merasa sadar, tapi tak mampu bergerak selama beberapa detik hingga menit. Orang yang merasakannya juga seperti dicekik atau tertindih atau disebut dengan “ketindihan”.
Gangguan tidur ini bisa disebut juga narcolepsy yaitu gangguan dimana otak mengalami masalah dalam mengatur pola tidur. Sedangkan pada sleep paralysis terjadi halusinasi dengar mimpi buruk, yang menakutkan terutama bila terjadi berulang.
- Gangguan mimpi buruk
Selanjutnya, gangguan mimpi buruk. Mimpi buruk yang terasa nyata membuat penderitanya merasa terganggu. Gangguan mimpi ini lebih berisiko pada penderita yang mempunyai latar belakang keluarga percaya pada hal ghaib, firasat dan semacamnya. Jika terjadi berulang, maka rasa takut akan tidur bisa muncul saat ingin tidur.
Selain itu ada juga penderita Post-Traumatic Stress Disorder yang sering mengalami mimpi buruk dan tak jarang mereka mengalami Somniphobia. Orang yang mengalami gangguan kecemasan sering mempunyai rasa khawatir yang berlebih tentang hal lain misalnya kejadian perampokan, kematian saat tidur dan lainnya yang membuatnya cemas saat menghadapi tidur. Tetapi, kondisi takut saat tidur bisa terjadi tanpa alasan dan bisa muncul sejak kanak-kanak hingga penderita sulit untuk mengingat kapan terjadi.
Ciri-Ciri dan Gejala Somniphobia
Gangguan Somniphobia terbagi menjadi dua ciri yang bisa diketahui. Nah, berikut unu ciri dan gejala Somniphobia.
- Gejala psikologis
Untuk gejala psikologis pada penderita Somniphobia bisa ditandai dengan:
- Semakin mendekati jam tidur maka semakin stress
- Perasaan takut dan cemas jika berpikir tidur
- Menghindari tidur dan tetap terjaga semampunya
- Serangan panik ketika mendekati waktu tidur
- Sulit konsentrasi
- Emosi tidak stabil dan mudah marah
- Sulit mengingat sesuatu
- Gejala fisik
Adapun gejala fisik pada penderita Somniphobia seperti berikut ini:
- Mual dan mengalami berbagai masalah pencernaan jika berkaitan dengan kecemasan tidur
- Merasa sesak dan berdebar bila berpikir tentang tidur
- Berkeringat, dingin, dan hiperventilasi bila berpikir mengenai tidur.
- Pada anak-anak jadi mudah menangis dan tak mau lepas dari orangtuanya serta ada perilaku menolak tidur atau tidak mau ditinggal
Tes untuk Somniphobia
Sama halnya pada gangguan mental dan fisik pada umumnya, Somniphobia hanya bisa didiagnosis oleh dokter atau tenaga profesional lainnya di bidang kesehatan mental yakni psikiater.
Pada umumnya orang yang mempunyai gangguan fobia dengan ciri ketakutan dan kecemasan sehingga membuat penderita sulit menjalini aktivitas sehari-hari. Begitupun pada orang yang menderita Somniphobia jika mengalami hal berikut ini:
- Mengalami gangguan kualitas tidur
- Berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik
- Merasa cemas yang konsisten
- Menimbulkan permasalahan di bidang sekolah, pekerjaan ataupun kehidupan sehari-hari
- Telah dirasakan setidaknya selama 6 bulan atau lebih
- Lebih sering menghindari tidur
Apabila seseorang telah mengalami hal demikian, maka bisa dikatakan penderita mengalami Somniphobia. Tetapi, lebih akurat jika dilakukan oleh tenaga ahlinya yaitu psikiater.
Cara Mengatasi Somniphobia
Untuk mengatasi Somniphobia pada umumnya sama seperti terapi untuk fobia spesifik lainnya. Ada beberapa rekomendasi terapi yang bisa dilakukan seperti berikut ini.
- Exposure therapy
Pengobatan takut tidur bisa dilakukan dengan cara terapi. Paling efektif juga dalam mengatasi fobia, dipandu dengan seorang terapis. Dengan begitu penderita Somniphobia menjadi terbiasa menghadapi ketakutannya. Terapi dilakukan dengan latihan visualisasi yakni membahayakan menikmati tidur lelap pada malam hari dan menjalani aktivitas dengan rileks.
- Cognitive behavioral therapy
Terapo ini dilakukan untuk mengindentifikasi dan berkerjasama dengan terapis untuk mengatasi pikiran rasional yang muncul akibat dari ketakutan berlebihan saat tidur. Terapi ini, dilakukan dengan cara mengumpulkan ulang pikiran itu menjadi rasional sehingga mampu menurunkan tingkat kecemasan.
- Farmakoterapi
Untuk mengatasi Somniphobia bisa dengan beberapa jenis obat. Tetapi, obat akan diberikan oleh tenaga ahlinya, bisa diperoleh dari terapi.
Demikianlah informasi mengenai Somniphobia. Apabila merasa ada gejala seperti yang dijelaskan, maka segeralah berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Ingat ya, hindari self-diagnose. Kamu juga bisa berkonsultasi di Ashefa Griya Pusaka.
Baca juga:
- Beragam Jenis Narkoba dan juga Efek Sampingnya
- Macam macam Gangguan Tidur yang Tidak Banyak Diketahui
- Kenali Penyebab Gangguan Tidur dan Cara Mengatasinya
- Cara Mengatasi Gangguan Tidur dan Ketahui Penyebabnya
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka