9 Jenis Obat yang Sering Disalahgunakan - Ashefa Griya Pusaka

9 Jenis Obat yang Sering Disalahgunakan

9 Jenis Obat yang Sering Disalahgunakan
Share on:

Jenis obat yang sering disalahgunakan oleh kaum remaja dan dewasa, antara lain adalah opioid, depresan dan stimulan.

Banyak korban penyalahguna obat-obatan yang diresepkan dokter disalahgunakan untuk kepentingan lain, bukan untuk pengobatan. Biasanya mereka menganggap bahwa itu aman dan tidak menimbulkan efek samping yang serius untuk tubuh.

Untuk itu perlu diketahui bahwa obat-obatan resep dokter yang paling adiktif akan membuat kecanduan, termasuk Amfetamin, Xanax, Adderall,Vicodin dan masih banyak lagi. Untuk itu baca artikel ini hingga selesai untuk mengetahuinya.

Jenis Obat yang Sering Disalahgunakan

jenis obat yang sering disalahgunakan
jenis obat yang sering disalahgunakan

Para korban penyalahguna obat-obatan resep dokter dilakukan karena memicu euforia, membuat nyaman sementara dan akhirnya membuat ketergantungan.

Obat-obatan resep dokter yang sering disalahgunakan terbagi 3 katagori diantaranya :

  • Opioid, yaitu golongan obat yang banyak dicari karena dapat menghasilkan efek euforia untuk meredakan rasa nyeri dalam jangka pendek ataupun kronis.
  • Depresan sistem saraf pusat yaitu obat anti depresi yang termasuk benzodiazepine, barbituates. Obat ini juga sering disalahgunakan karena memilii efek menenangkan, rasa nyaman , dan relaksasi.
  • Stimulan, obat yang dapat meningkatkan aktivitas di dalam otak sehingga meningkatkan energy dan kewaspadaan.
  • Klonopin dan Valium 

Obat klonopin dan valium sering disalahgunakan karena efek penenang. Dalam dosis tinggi efeknya seperti alkohol yang memiliki efek mabuk, relaksasi dan aktif berbicara tidak sadar.Valium digunakan untuk insomnia, kejang, dan serangan panik harus diguanakan dalam jangka pendek

Ciri khas dari penggunaan obat ini dapat membentuk kebiasaan penggunanya seperti menyebabkan kehilangan kesadaran, overdosis sampai kematian. Obat klonopin dan valium tidak umum bila dikonsumsi bersamaan obat lain karena berbahaya.

  • Amfetamin 

Obat amfetamin jenis stimulan diresepkan oleh dokter untuk mengatasi gangguan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan narkolepsi, obesitas dan depresi.  Diharapkan saat konsumsi obat ini pasien dapat terjaga untuk melawan gejala tersebut.

Tetapi dalam kondisi lain, amfetamin sering disalahgunakan untuk meningkatkan kapasitas energy pengguna. Merek adderal kerap dipakai untuk orang yang ingin tetap terjaga seperti pekerja shift, pengemudi truk dan mahasiswa.

Menyalahgunakan obat amfetamin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, stroke, paranoia, kejang, agresivitas, serangan jantung dan halusinasi.

  • Ritalin 

Obat Ritalin adalah stimulan yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dengan cara meningkatan kadar dopamine dalam otak. Dopamin adalah zat kimia yang berkaitan dengan rasa senang, nyaman dan bahagia.

Seringnya dokter meresepkan obat Ritalin untuk obat ADHD , kerap kali stoknya disalahgunakan oleh sebagian orang. Pada tahun 2005 diketahui dokter meresepkan Ritalin lebih dari 29 juta kali dan terus bertambah hingga sekarang.

  • Kodein 

Obat kodein sering dikombinasikan dengan obat lain untuk meredakan gejala batuk dan nyeri. Jika dikonsumsi dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan menurunnya tingkat kesadaran. Selain itu kodein berbasis sirup obat batuk ini memiliki sifat sedatif yang akan memiliki efek ketergantungan.

Resep obat batuk yang mengandung kodein dan antihistamin jika disalahgunakan juga dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Selain itu obat batuk yang dijual bebas juga mengandung obat perangsang dextrometorfan.

Jika dikonsumsi melebihi dosis yang ditentukan akan menyebabkan peningkatan detak jantung, tekana darah, mual muntah, pusing dan paranoia.

  • Oxycodone 

Obat oxycodone adalah obat golongan opioid yang dapat mengubah otak dan sistem saraf pusat dalam menanggapi rasa sakit, sehingga menciptakan euforia. Dijual dalam merek ocycontin dan Percocet.

Obat oxycodone memiliki efek seperti heroin, harganya yang mahal seringkali para korban penyalahguna melakukan cara apapun untuk mendapatkan barang tersebut. 

  • Demerol dan Darvocet 

Obat Demerol dan darvocet adalah obat penghilang rasa nyeri. Namun sering disalahgunakan karena efek sampingnya secara langsung dan para korban penyalahguna sering toleransi terhadap efeknya sehingga akan terus meningkatkan dosisnya.

Pada tahun 2010 darvocet ditarik di Amerika Serikat karena efek samping yang menyebabkan komplikasi jantung pada pasien.

  • Xanax

Xanax atau alprazolam adalah obat benzodiazepine yang diresepkan dokter untuk mengobati gangguan panic dan kecemasan. Seing disalahgunakan karena memberi efek relaksasi. Cara kerja obat ini dengan menekan sistem saraf pusat yang abnormal.

Benzodiazepine adalah depresan sistem saraf pusat yang dapat memperlambat kerja otak dan sistem saraf. Obat anti depresan ini jika disalahgunakan akan menyebabkan pusing, kebingungan, gangguan koordinasi dan memori.

  • Barbiturat

Barbiturat adalah jenis lain dari obat depresan sistem saraf pusat. Obat penenang ini diresepkan dokter untuk masalah kecemasan, kejang dan insomnia. Risiko penyalahgunaanya sama sperti obat golongan benzodiazepine yaitu demam dan mengancam jiwa.

  • Vicodin 

Obat Vicodin adalah obat  resep dokter untuk mengurangi nyeri yang sering disalahgunakan. Efek samping penyalahgunaan obat vicodin seperti rasa kantuk, pusing, mual muntah,tekanan darah rendah, pingsan, koma dan parahnya kematian.

Kesimpulan 

Obat obatan resep dokter sejatinya hanya boleh dikonsumsi atas perintah dan dosis yang telah ditentukan. Tidak boleh minum obat resep dokter sembarangan karen akan terjadi efek samping yang berbahaya.

Jenis obat yang sering disalahgunakan oleh kaum remaja adalah opioid atau obat yang menghasilkan efek euforia untuk meredakan nyeri, anti depresan untuk obat penenang dan anti depresi yang ketiga ada obat stimulant yang dapat meningkatkan aktivitas otak.

Penyalahgunaan obat memberikan efek samping yang bisa berdampak buruk bagi penyalahgunanya, oleh karena itu sebelum terjerumus lebih jauh, sebaiknya segera berhenti dan putuskan untuk pulih dengan cara mengunjungi tempat rehabilitasi narkoba.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top