Kecanduan narkoba adalah kondisi yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan pecandu. Tidak hanya perawatan individual yang intensif yang diperlukan, tetapi reintegrasi sosial juga sama pentingnya. Apa yang menyebabkan orang membutuhkan rehabilitasi sosial?
Tujuan Rehabilitasi Sosial Pecandu Narkoba
Rehabilitasi komunitas atau sosial berfokus pada pengajaran kepada pecandu narkoba agar dapat berkomunikasi secara efektif dan berinteraksi kepada orang lain, dengan cara yang kondusif dalam kehidupan yang bebas narkoba. Reintegrasi sosial adalah elemen kunci untuk program rehabilitasi narkoba dapat berjalan dengan baik. Tanpa belajar bagaimana berkomunikasi secara efektif, risiko kekambuhan pecandu narkoba menjadi signifikan. Dalam program rehabilitasi narkoba biasanya menawarkan terapi kelompok dan perawatan individual yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial.
Tanpa rehabilitasi sosial, seorang pecandu tidak akan belajar berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, dan ini akan membahayakan ketenangan pecandu setelah dibebaskan dari program rehabilitasi narkoba. Langkah pertama dalam rehabilitasi sosial adalah berpartisipasi dalam terapi kelompok, di mana pecandu berbicara dengan pecandu lain dan belajar bagaimana mengomunikasikan perasaan mereka.
Semua program rehabilitasi narkoba yang efektif akan melibatkan keluarga, orang-orang terkasih dan teman-teman dalam prosesnya. Orang-orang tersebut mengambil peran utama dalam kehidupan pecandu, dan komunikasi yang efektif dengan orang-orang pendukung sangat penting untuk keberhasilan pecandu.
Baca juga: Siapa yang Berhak Mengajukan Rehabilitasi ?
Pecandu akan dapat bersosialisasi dengan orang lain pada tingkat yang sehat hanya jika mereka mau berhenti menggunakan narkoba dan berkomitmen pada gaya hidup yang sehat dan menjauh dari narkoba. Jika tidak, mereka akan melanjutkan bersosialisasi dengan pecandu narkoba lain dan kemungkinannya akan kambuh kembali.
Karena itu boleh dikatakan bahwa setiap pecandu narkoba, bagaimanapun kondisinya membutuhkan bentuk rehabilitasi sosial. Itu karena biasanya para pecandu narkoba telah mengalami gangguan dalam mental dan otak mereka karena pengaruh zat narkoba. Tahap rehabilitasi sosial biasanya dijalankan setelah tahap detoksifikasi dan pengobatan kecanduan berhasil dilalui. Setelah menyelesaikan rehabilitasi narkoba, mantan pecandu pun tidak akan dilepaskan begitu saja di tengah masyarakat. Mereka akan tetap mendapat pengawasan dan bantuan dari para tenaga medis yang merawatnya dulu di pusat rehabilitasi narkoba.
Dampak Sosial Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba adalah masalah yang tidak hanya mempengaruhi orang yang menggunakan narkoba tetapi juga kerabat dan teman mereka. Oleh karena itu, penyalahgunaan narkoba memiliki dampak sosial yang sangat besar yang tidak dapat dipungkiri. Penyalahgunaan narkoba bukanlah masalah kemauan. Ini menyebabkan perubahan di otak yang membuat pengguna memiliki impuls yang lebih kuat untuk menggunakan zat tersebut.
Baca juga: Penyalahgunaan Narkoba: Alasan, Gejala, Ciri dan Dampaknya
Penyalahgunaan narkoba mempengaruhi keluarga dan teman-teman pada tingkat yang sangat besar. Dalam beberapa kasus, keluarga dan teman mungkin lebih menderita daripada pengguna. Menurut National Institute of Drug Abuse, “Penyalahgunaan dan kecanduan narkoba adalah beban berat bagi masyarakat. Perkiraan total biaya global penyalahgunaan zat di Amerika Serikat, termasuk biaya kesehatan yang terkait dengan kejahatan, serta kerugian produktivitas melebihi setengah triliun dolar per tahun.
Seorang pengguna narkoba sangat berpotensi tergelincir lebih jauh dalam kecanduannya. Beberapa pengguna pun bisa kehilangan pekerjaan karena narkoba. Beberapa kehilangan pendapatan, yang mempengaruhi keluarga mereka juga. Penyalahgunaan narkoba menyebabkan pengguna melakukan hal-hal yang biasanya tidak pernah mereka lakukan, termasuk melakukan kejahatan untuk mendapatkan lebih banyak narkoba. Ini tidak hanya menempatkan mereka dalam bahaya, tetapi juga keluarga dan teman-teman mereka.
Jelas, penyalahgunaan narkoba adalah masalah sosial. Bahkan, banyak yang berpikir hanya itu yang ada dan tidak mengerti mengapa seorang pecandu bisa berhenti menggunakan narkoba. Seperti apa pun, pendidikan tentang penyalahgunaan narkoba adalah kunci untuk membuka realitasnya.
Jenis Narkoba Penyebab Kecanduan
Kecanduan narkoba adalah masalah kuno yang menimpa jutaan korban dan keluarga di seluruh dunia. Ada beberapa jenis narkoba yang dapat menyebabkan ketergantungan yang ekstrim (kecanduan), dan efeknya seringkali tergantung pada pilihan pengguna. Ada berbagai jenis narkoba yang beredar di pasar gelap dan banyak digunakan pengguna. Berikut beberapa jenis narkoba populer :
Baca juga: Beragam Jenis Narkoba dan juga Efek Sampingnya
Alkohol : Pada tahun 1849, dokter Magnus Huss menciptakan istilah “alkoholisme” untuk menggambarkan efek negatif alkohol pada sistem tubuh manusia. Alkoholisme (kecanduan alkohol) terutama mengacu pada keinginan seseorang untuk mengkonsumsi alkohol. Pecandu alkohol memiliki dorongan yang tak tertahankan untuk minum. Dia tidak memiliki kendali atas tindakannya dan tidak dapat membatasi minumnya. Ia merasa perlu memperbanyak minumnya agar bisa mencapai “high”. Alkoholisme adalah penyebab nomor 1 kekerasan dalam rumah tangga.
Baca juga: Apa itu Alkoholisme dan Penyebab Ketergantungan Alkohol
Kokain : Pada awal 1900-an kokain adalah stimulan utama yang digunakan dalam obat mujarab/tonik, yang dikembangkan untuk mengobati banyak penyakit. Sejak itu, distribusinya telah melampaui penggunaan medis dan banyak yang menggunakannya secara ilegal untuk mencapai kesenangan. Kokain digunakan dengan dihirup, dihisap seperti rokok, atau disuntikkan ke pembuluh darah. Kecanduan kokain biasanya menghasilkan kegelisahan, halusinasi pendengaran, paranoia, lekas marah, dan perubahan suasana hati.
Baca juga: Efek Negatif Kokain Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Heroin : dibuat menggunakan bahan dasar morfin, heroin diekstraksi dari bunga tanaman poppy. Heroin dijual sebagai bubuk putih/coklat atau juga zat lengket berwarna hitam. Heroin akan menghasilkan “efek high”, dan kecanduan cenderung cepat dialami setelah penggunaan pertama, terutama bila penggunaannya dengan suntikan. Untuk diketahui bahwa kecanduan heroin berisiko tinggi tertular HIV/AIDS, Hepatitis B atau C, menyebabkan pembuluh darah rusak, abses, infeksi bakteri, infeksi katup dan selubung jantung, dan komplikasi reumatologis (seperti artritis).
Baca juga: Dampak Penyalahgunaan Heroin Dalam Jangka Pendek & Panjang
Metamfetamin : Biasanya disebut sebagai “speed”, “atau “sabu”, metamfetamin dapat dikonsumsi secara oral, dihirup, dihisap atau disuntikkan. Metamfetamin akan memberikan efek “high” hanya dalam beberapa menit penggunaan. Karena itu, pengguna biasanya akan terus-menerus berpesta narkoba demi mempertahankan efek bahagia yang dihasilkannya. Hal itulah yang menyebabkan kecanduan dengan efek merusak seperti halusinasi, paranoia, penurunan berat badan, perilaku berulang dan perubahan suasana hati.
Baca juga: Apa Efek Samping dari Sabu? Ketahui Biar Gak Jadi Korban!
Obat resep : Obat resep sering diresepkan oleh dokter untuk mengobati nyeri fisik, kecemasan dan gangguan tidur, gangguan hiperaktivitas, dan obesitas. Namun, banyak pasien menjadi tergantung pada obat-obatan tersebut dan terus mengkonsumsinya bahkan setelah kondisinya sembuh. Vicodin, OxyContin, Valium dan Ritalin adalah beberapa contoh obat resep yang paling sering disalahgunakan. Kecanduan obat resep menyebabkan peningkatan suhu tubuh, detak jantung tidak teratur, dan risiko serangan jantung.
Baca juga Bahaya Mengonsumsi Obat Tidur Tanpa Resep Dokter
Ekstasi : biasa disebut sebagai LSD (golongan halusinogen), sangat terkait dengan acara pesta remaja yang dinamakan “rave”. Ini juga merupakan salah satu obat paling mematikan yang tersedia. Pengguna mengklaim mendapatkan perasaan relaksasi yang menyenangkan yang menimbulkan perasaan cinta dan kasih sayang yang meningkat dan menyebabkan hilangnya nafsu makan dan juga keinginan tidur. Kecanduan ekstasi sering mengakibatkan kelelahan, dehidrasi, dan kematian.
Banyak pecandu ingin mengatasi kecanduan mereka, tetapi tidak memiliki kemauan keras. Karena itu, peran keluarga dan orang-orang terdekat sangatlah penting. Merekalah yang akan terus mendukung pecandu bisa terbebas dari kecanduannya dan hidup normal dalam masyarakat.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka