Obat tidur sering digunakan untuk mengatasi dalam masalah dan gangguan tidur. Meskipun cukup efektif dalam mengatasi gangguan dan masalah tidur, namun obat tidur tidak boleh dikonsumsi tanpa resep dokter, karena bisa menimbulkan ketergantungan obat jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Untuk mengatasi masalah ketergantungan obat bisa berkonsultasi ke pusat rehabilitasi Ashefa Griya Pusaka.
Penyalahgunaan Obat dan Solusi
Mengonsumsi segala jenis obat dalam dosis yang berlebihan akan sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh dan mental penggunanya.
Obat tidur tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jangka panjang karena bisa menimbulkan efek samping bagi kesehatan dan juga mengalami ketergantungan. Insomnia atau kesulitan tidur kini banyak dialami oleh orang-orang.
Terutama bagi remaja hingga dewasa. Biasanya lebih rentan mengalami insomnia atau kesulitan untuk tidur. Keluhan atau masalah kesulitan tidur ini bisa terjadi dalam waktu yang singkat. Namun ada juga yang mengalaminya dalam jangka waku yang panjang.
Pada kasus kesulitan tidur dengan tingkat keparahan yang cukup tinggi hingga kesulitan untuk beraktivitas, maka penggunaan mengonsumsi obat tidur bisa menjadi solusi mengatasinya. Selain mengatasi kesulitan untuk tidur, juga bisa digunakan sebagai obat penenang.
Namun perlu diingat bahwa pemakaian obat tidur perlu dikonsumsi sesuai dengan aturan, dosis dan waktu yang tepat. Penggunaan obat tidur sebaiknya dilakukan untuk jangka pendek sesuai anjuran dokter.
Jika dikonsumsi secara tidak tepat maka dapat menimbulkan efek samping yang serius dan juga masalah kesehatan lainnya bagi tubuh. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyalahgunaan obat, segera konsultasikan masalah ketergantungan obat Anda ke pusat rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka sekarang juga.
Jenis dan Efek Samping Obat Tidur
Jenis obat tidur memiliki banyak sekali varian. Dokter biasanya meresepkan obat tidur sesuai dengan gangguan yang dialami oleh masing-masing individu. Berikut ini jenis obat tidur diantaranya adalah:
- Doxepin
- Triazolam
- Zolpidem
- Estazolam
- Remelteon
- Temazepam
- Melatonin
- Alprazolam
Jenis obat-obat di atas merupakan obat tidur yang disarankan untuk mengatasi masalah kesulitan tidur dan dikonsumsi ketika menjelang tidur. Efek yang dirasakan setelah mengonsumsi obat ini biasanya mengantuk.
Sehingga obat tidur tidak disarankan dikonsumsi ketika melakukan aktivitas apalagi ketika sedang mengemudi karena memerlukan konsentrasi yang tinggi dan bisa menimbulkan masalah baru.
Agar bisa mendapatkan efek yang lebih optimal dalam mengatasi gangguan dan masalah tidur maka dianjurkan untuk melakukan sleep hygiene atau kebiasaan tidur yang baik. Tidak begadang dan pola tidur yang baik.
Seperti pada obat-obatan yang biasanya. Obat tidur ini juga memiliki efek samping pada tubuh. Efek samping yang didapatkan diantaranya adalah:
- Pusing
- Mulut kering
- Rasa kantuk
- Mimpi buruk
- Susah fokus atau berkonsentrasi
- Sensasi perih atau kesemutan
- Gangguan pencernaan seperti diare, mual dan konstipasi
- Sakit perut
Selain efek samping diatas, ternyata obat tidur juga bisa mengganggu pernapasan dan berbahaya bagi yang memiliki masalah paru-paru seperti asma, emfisema atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Bahaya Jangka Panjang Mengonsumsi Obat Tidur Tanpa Resep Dokter
Meskipun obat tidur memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah kesulitan tidur dan dapat istirahat dengan nyenyak, namun obat tidur sangat dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jangka pendek dan tidak disarankan untuk digunakan dalam jangka panjang.
Jika mengonsumsi obat tidur tanpa resep dokter dalam jangka panjang dan tidak sesuai dengan aturan yang seharusnya maka akan menimbulkan bahaya dan dampak serius bagi tubuh, diantaranya adalah:
- Parasomnia
Parasomnia merupakan suatu gangguan atau masalah pada perilaku seseorang yang menggunakan obat tidur dalam jangka panjang tanpa dosis yang sesuai. Orang yang menderita parasomnia biasanya sering mengalami sleepwalking atau tidur sambal berjalan.
Selain itu pun bisa juga tertidur ketika berbicara atau makan. Perilaku ini terjadi karena kelebihan dosis sehingga menyebabkan ketergantungan dan mengalami parasomnia. Selain karena parasomnia ternyata penyalahgunaan narkoba dan minuman alkohol bisa menyebabkan parasomnia.
- Reaksi alergi
Reaksi alergi bisa terjadi jika menggunakan obat tidur secara berlebihan. Memang hal tersebut dialami oleh sebagian orang. Namun hal tersebut perlu diwaspadai karena reaksi alergi memiliki beberapa gejala, diantaranya adalah:
- Mual
- Jantung berdebar
- Sulit menelan
- Pusing
- Kulit terasa gatal, ruam dan bentol
- Sakit perut
- Sesak napas
- Penglihatan kabur
- Nyeri dada
- Pingsan
- Bengkak pada mata, bibir, tenggorokan dan lidah
Jika mengalami gejala seperti diatas maka perlu konsultasikan segera kepada dokter. Reaksi alergi ini biasanya disebut sebagai anafilaksis. Jika tidak ditangani dengan segera maka bisa menimbulkan komplikasi yang fatal hingga menyebabkan kematian.
- Efek adiksi atau ketergantungan
Setiap jenis obat jika dikonsumsi secara berlebihan akan menimbulkan efek adiksi atau ketergantungan. Apalagi jika dikonsumsi tanpa anjuran dokter. Obat tidur diresepkan atau dianjurkan untuk penggunaan dalam jangka waktu yang pendek.
Jika gangguan dan masalah kesulitan tidur dapat diatasi maka penderita dianjurkan untuk menghentikan pemakaian atau mengonsumsi obat tidur tersebut. Karena dokter pun akan menyesuaikan dosis yang diberikan hingga obat tidur tersebut dihentikan sepenuhnya.
Jika dikonsumsi dalam jangka panjang dan mengalami ketergantungan maka penderita bisa mengalami berbagai gejala. Diantaranya adalah pusing, vertigo, perubahan mood atau suasana hati (awas gejala bipolar), sulit untuk fokus dan berkonsentrasi.
Selain itu pun bisa menyebabkan penurunan libido atau nafsu makan dan juga bisa menyebabkan gangguan psikologis seperti rasa cemas berlebihan. Sehingga pemakaian obat tidur diperlukan dosis yang sesuai dan tidak boleh berlebihan.
- Penurunan fokus dan daya ingat
Bahaya lain yang bisa dirasakan jika mengonsumsi obat tidur secara berlebihan dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan penurunan daya ingat dan fokus atau lebih parah lagi bisa menyebabkan hilang ingatan.
Efek samping yang dialami bisa mengganggu kualitas hidup dan para penderita bisa mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena terhambat oleh efek samping dari obat tidur tersebut.
Selain efek samping yang sudah dijelaskan diatas ternyata obat tidur jika dikonsumsi dalam jangka panjang bisa menyebabkan penyakit ginjal, penurunan tekanan darah, penyusutan jaringan otot atau sarkopenia. Hal tersebut terjadi terutama pada lansia.
Solusi Memperbaiki Kualitas Tidur
Selain dengan mengonsumsi obat tidur, untuk memperbaiki pola tidur dan mengatasi kesulitan tidur bisa diatasi dengan menerapkan kebiasaan atau pola tidur yang baik. Berikut ini cara yang dapat dilakukan agar lebih mudah untuk tidur dengan nyenyak:
- Buatlah jadwal tidur yang teratur setiap hari
- Hindari mengonsumsi kafein pada malam hari dan sore hari
- Hindari mengonsumsi minuman beralkohol pada waktu menjelang tidur
- Lakukan olahraga secara rutin dan hindari olahraga menjelang waktu tidur
- Tidur dengan suasana yang tenang, sejuk dan gelap
- Jauhkan diri dari perangkat elektronik kurang lebih 2 jam sebelum tidur
Jika beberapa cara tersebut bisa dilakukan dan mengatasi masalah kesulitan tidur maka anda bisa mengurangi konsumsi obat tidur bahkan jika memungkinkan obat tidur tidak perlu dikonsumsi.
Kesimpulan
Penyalahgunaan obat tidur tanpa resep dokter sangat berbahaya bagi kesehatan dan memicu ketergantungan obat. Obat tidur tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jangka panjang. Hal tersebut dikarenakan obat tidur bisa menimbulkan efek samping dan bahaya yang serius bagi tubuh.
Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi obat tidur, anda bisa melakukan beberapa cara lain agar bisa mengatasi kualitas tidur menjadi lebih baik seperti mengubah pola tidur, pola makan dan juga olahraga secara teratur.
Refrensi:
https://www.alodokter.com/bahaya-jangka-panjang-penggunaan-obat-tidur-bagi-kesehatan
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka