Ini Dia Gejala Orang Sakau Sabu & Cara Mengatasinya! - Ashefa Griya Pusaka

Ini Dia Gejala Orang Sakau Sabu & Cara Mengatasinya!

Ini Dia Gejala Orang Sakau Sabu & Cara Mengatasinya!
Share on:

Bahaya penyalahgunaan NAPZA memang sangat mengerikan, salah satu contohnya sakau sabu. Akibat mengkonsumsi sabu berlebihan akan menimbulkan efek sakaw bagi penggunanya dan jangan sampai salah menanganinya.

Narkoba jenis sabu adalah Methamphetamine atau Crystal Meth jenis narkotika yang sangat adiktif. Sabu mempunyai ciri dengan bentuk putih, pahit, tidak berbau dan seperti kristal. 

Dikutip dari kompas, kasus penyalagunaan narkoba dan obat terlarang di Indonesia tahun 2015 telah menyentuh angka 6 juta jiwa. Sedangkan menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), diperkirakan 50 orang meninggal setiap harinya,  akibat dari penyalahgunaan narkotika.

Efek sabu bagi tubuh bermacam-macam, seperti detak jantung lebih cepat, denyut jantung tidak teratur, peningkatan tekanan darah. Apabila pengguna mengalami Overdosis maka sabu akan membuatnya kejang-kejang, meningkatnya suhu hingga kematian.

Narkoba Jenis Sabu

Narkoba sabu dikenal juga dengan methamphetamine atau crystal meth memiliki bentuk seperti Kristal, berwarna putih, pahit dan tidak berbau. Biasanya efek sabu bisa menyebabkan beberapa masalah pada jantung.

Membuat detak jantung lebih cepat, tidak teratur dan peningkatan tekanan darah. Jika sudah mencapai overdosis sabu maka bisa menyebabkan kejang-kejang hingga kematian. Namun bagi para penyalahguna sabu yang ingin putus obat biasanya mengalami sakau sabu.

Penyalahguna yang mengalami sakau biasanya sering dijauhi dan diabaikan. Padahal penyalahguna yang ingin lepas dari sabu seharusnya didampingi karena akan menimbulkan gejala-gejala yang perlu pendampingan khusus. 

Narkoba memang bisa membuat penyalahguna nya ketergantungan. Hal tersebut yang membuat penyalahguna terus mengonsumsi sabu dengan dosis yang terus saja ditingkatkan. Lalu bagaimana gejala sakau sabu dan cara mengatasinya? Simak penjelasannya di bawah ini.

Sakau Sabu Membuat Tak Merasa Senang

Ini

Para penyalahguna sabu biasanya mengonsumsi sabu untuk mendapatkan euforia atau rasa senang. Namun ketika berhenti menggunakan, kadar dopamin dan reseptor dopamine di dalam otak akan menurun. 

Oleh sebab itu ketika penyalahguna berhenti mengonsumsi sabu atau putus obat maka akan terjadi anhedonia(kondisi ketika seseorang kesulitan menikmati hidup). Hal tersebut menyebabkan ketidakmampuan merasakan kenikmatan. Anhedonia membuat diri penyalahgunanya seperti zombie.

Keadaan yang biasanya dirasakan sebuah kenikmatan dan kebahagiaan ketika mengonsumsi sabu harus sirna dan setidaknya butuh bertahun-tahun agar fungsi dopamine yang rusak bisa kembali bekerja seperti semula. 

Kondisi Anhedonia ini pun yang menyebabkan penyalahguna menjadi depresi dan kambuh. Kandungan kimia yang masih terdapat di dalam dopamine yang membuat penyalahguna sabu layaknya mayat hidup.

Apa itu Sakau Sabu?

Sakau atau sakaw biasa dikenal dengan putus obat. Sakaw merupakan suatu gejala yang terjadi pada tubuh yang biasanya terjadi ketika ingin menghentikan pemakaian atau mengonsumsi sabu secara mendadak.

Biasanya sakau sabu terjadi ketika penurunan dosis sabu secara drastis sekaligus sehingga menimbulkan gejala-gejala pada tubuh. Sakau sabu setiap penyalahguna akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat keparahannya.

Apa Gejala Sakau?

Sakau sabu merupakan gejala yang di rasakan tubuh karena berhenti mengonsumsi sabu secara tiba-tiba atau penurunan dosis sabu secara drastis. Gejala sakau sama persis kuatnya dengan kecanduan sabu. Pengguna sabu akan mengalami dua gejala yaitu emosional dan fisik.

Sementara itu jika pengguna sabu berhenti mendadak, baik itu karena sudah tak memiliki sabu atau ingin berhenti mengonsumsi, biasanya akan merasakan fase sakau atau Sakaw. Lalu bagaimana gejala pengguna yang sakau karena sabu? Simak yuk penjelasannya berikut ini 

Gejala Sakau Segi Emosional

Ini

Gejala sakau berbeda-beda setiap jenis narkoba nya dan juga sesuai dengan tingkat keparahannya. Tingkat keparahannya pun dipengaruhi oleh tingkat ketergantungan pada sabu. Berikut ini gejala emosional ketika mengalami sakau sabu:

  • Merasakan depresi berat
  • Nafsu makan meningkat
  • Mudah marah dan perilaku berisiko
  • Merasa sulit konsentrasi
  • Mengidam sabu
  • Merasakan Paranoid
  • Menjadi halusinasi
  • Merasakan cemas
  • Merasakan gelisah
  • Tidur menjadi tidak teratur
  • Lebih berpikiran untuk bunuh diri
  • Menarik diri dari lingkungan
  • Emosi yang datar
  • Berkurangnya pengetahuan, wawasan, dan penilaian buruk

Gejala Sakau Segi Fisik

Selain gejala emosional, gejala fisik pun terjadi pada orang yang mengalami sakau sabu diantaranya adalah:

  • Berbicara terlalu halus
  • Jantung berdebar kencang
  • Berkeringat
  • Otot menegang
  • Tremor
  • Mual, muntah atau diare
  • Dada terasa sesak
  • Kesulitan bernapas
  • Warna kulit pucat, Kumal
  • Pergerakan menjadi lambat
  • Kesehatan mata yang buruk
  • Berbicara dengan nada halus
  • Merasakan sakit kepala
  • Penampilan fisik yang berantakan
  • Merasa lelah ekstrem
  • Merasakan badan ngilu

Selain itu pun bisa terjadi hingga 3 bulan lamanya. Lamanya waktu sakau sabu tergantung dengan seberapa banyaknya menggunakan sabu.

Perlu diketahui, jika gejala sakaw sabu akan dirasakan dari 1-2 hari setelah dosis terakhir dan bertahan selama tiga bulan. Untuk lamanya gejala putus obat itu tergantung pada seberapa banyak dosisnya dan seberapa sering mengonsumsi sabu. 

Apakah Pengguna Sabu Saat Sakau tak Bisa Merasa Senang?

Saat pengguna yang mengalami kecanduan, kemudian berhenti mengonsumsi sabu maka kadar Dopamin dan Reseptor Dopamin pada otak akan menurun drastis. Sehingga mengakibatkan pengguna Sabu mengalami putus obat dan terjebak dalam keadaan Anhedonia atau ketidakmampuan dalam merasakan kebahagiaan.

Anhedonia akan membuat pengguna sabu merasa seperti Zombie. Hal apapun yang mampu membuat seseorang bahagia, namun bagi pengguna sabu tidak akan merasakan apapun ketika sakau. Saat kondisi seperti sangat penting melakukan rehabilitasi. Meskipun memerlukan waktu yang lama untuk  membersihkan hingga fungsi Dopamine kembali seperti dahulu 

 Keadaan seseorang yang mengalami Anhedonia bisa menyebabkan mantan pengguna sabu masih melawan kondisi depresi untuk kembali muncul. Zat kimia yang ada pada sabu menyebabkan adanya peningkatan Dopamine pada otak sehingga bisa membantu pulih seperti mayat hidup. 

Bagaimana Cara Mengatasi Orang Sakau

Meskipun gejala orang sakau bisa menghilang beberapa minggu sesudah gejala sakau yang terakhir, namun pengguna sabu akan merasakan kesulitan saat mengatasi gejala Psikosis tanpa bantuan medis atau ahlinya.

Kecanduan dan gejala sakau pada pengguna sabu termasuk sulit untuk pulih sedia kala. Salah satu cara yang tepat dan terbaik untuk menuju pemulihan yaitu dengan konsultasi dengan dokter dan melakukan rehabilitasi narkoba untuk detoksifikasi sabu. Dengan mengikuti berbagai program yang disediakan pada tempat rehabilitasi dan perawatan yang tepat.

 Melakukan rehabilitasi pada pengguna sabu atau sakaw sabu itu berbeda tergantung dari masing-masing individunya. Tetapi, jika gejala sakaw sabu yang parah maka akan dilakukan tindakan penanganan seperti berikut ini :

  • Melakukan pengobatan Psikosis dengan obat-obatan antipsikotik
  • Melakukan pengobatan depresi lebih dari dua Minggu dengan obat Antidepresan.
  • Melakukan pengobatan gangguan kecemasan dengan obat non- benzodiazepine.
  • Melakukan pengobatan mania lebih dari dua Minggu dengan obat Antimanik 
  • Diberikan obat tidur selama 1-2 Minggu
  • Dilakukan pengawasan penuh terhadap keinginan bunuh diri
  • Saat menjalankan rehabilitasi di pantau oleh tim medis yang profesional.

Cara Mengatasi Sakau Sabu

Meskipun gejala sakau sabu bisa menghilang dalam beberapa minggu atau pun setelah gejala sakau terakhir namun tidak sedikit penyalahguna yang kesulitan dalam mengatasi gejala sakau sabu tersebut. 

Kecanduan dan gejala sakau sabu bisa diatasi dan ditanggulangi dengan berbagai cara. Biasa dilakukan dengan terapi mandiri ataupun terapi di tempat rehabilitasi. Di dalam tempat rehabilitasi biasanya dilakukan detokdifikasi shabu. 

Detoksifikasi sabu merupakan salah satu metode yang digunakan sebagai pemulihan diri dari ketergantungan gejala sakau dan mencegah potensi kambuh kembali. Detoksifikasi  yang dilakukan dengan rawat jalan dan rawat inap.

Rawat inap merupakan pilihan untuk mengatasi pasien agar lebih terkontrol dan mengelola gejala sakau lebih baik. Pemantauan medis yang tepat akan lebih mudah dalam mengatasinya. Detoksifikasi biasanya terjadi selama 5-7 hari atau hingga 10 hari. 

Terapi rehabilitasi setiap penyalhguna akan berbeda-beda tergantung dengan gejala sakau yang dialami penyalahgunanya. Berikut ini penangan lanjutan untuk mengatasi sakau sabu diantaranya adalah:

  • Obat-obatan antipsikotik untuk pengobatan psikosis 
  • Antidepresan sebagai pengobatan depresi yang berjalan lebih dari dua minggu dengan 
  • Obat penenang non-benzodiazepine sebagai pengobatan gangguan kecemasan dengan 
  • Obat antimanik (lithium) untuk pengobatan mania yang berlangsung lebih dari dua minggu dengan 
  • Obat tidur selama 1-2 minggu
  • Pengawasan penuh terhadap kecenderungan bunuh diri.

Selain itu pun bisa juga mengatasinya dengan bina lanjut. Dimana tahap yang dilakukan dengan memberikan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat. Hal tersebut bisa mengalihkan pikiran sehingga akan lebih mudah dalam menghentikan mengonsumsi sabu. 

Tingkat Keparahan Sakau Sabu

Gejala sakau yang dialami oleh penyalahguna sabu yang ingin berhenti mengonsumsi sabu akan berbeda-beda setiap individu. Hal tersebut tergantung dengan otak dan fungsi tubuh yang menerima bahan kimia tersebut.

Selain itu pun banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan dan durasi sakau sabu diantaranya adalah:

  • Jenis obat yang digunakan
  • Jangka waktu penggunaan obat
  • Cara penggunaan obat seperti disuntikkan, dihirup atau ditelan
  • Riwayat keluarga dan genetic
  • Dosis setiap kali menggunakan obat
  • Faktor kesehatan medis dan jiwa

Pertolongan Pertama Orang Sakau

Apakah kamu tahu cara melakukan pertolongan pertama pada orang yang mengalami sakau sabu? Belum banyak orang yang mengetahui bagaimana cara menangani orang yang sakau karena sabu. Padahal cara ini penting sekali untuk diketahui. Seperti yang  dikutip dari BNN Kota Bandung, langkah yang harus dilakukan pertama saat pengguna mengalami sakau karena sabu yakni:

  • Menyiapkan air panas di botol

Air panas ini sangat berguna untuk menghilangkan rasa sakit perut pada pengguna sabu yang sakau. Caranya hanya perlu meletakkan botol berisi air panas pada bagian perut sehingga keadaannya membaik.

  • Mencari ruangan yang tenang

Saat kamu melihat teman atau saudara yang sakau maka carilah tempat yang tenang. Kemudian tempatkan orang tersebut di ruangan yang tenang. Hal ini berguna untuk menenangkan keadaan kejiwaannya.

  • Menghubungi dokter atau tenaga medis

Dalam kondisi seseorang yang sakau maka carilah bantuan medis supaya melakukan penanganan yang tepat. Dengan begitu akan lebih mudah menyadarkan atau pulih dari sakaw sabu 

  • Jangan sembarang memberi obat

Saat pengguna sabu sedang sakau, sebaiknya jangan memberikan obat sembarangan untuk mengurangi rasa sakit. Lebih baik untuk menunggu instruksi dari dokter.

  • Terus menemani

Saat pengguna sabu sakau, jangan dibiarkan sendirian. Pastikan untuk terus ditemani untuk mengamati kondisinya dalam keadaan membaik.

  •  Cobalah untuk berkomunikasi

Berkomunikasilah dengan tenang pada pengguna sabu yang mengalami sakau. Untuk mencari tahu banyaknya sabu yang di konsumsi. Jika sudah mengetahui jenis dan banyaknya digunakan kita bisa memberitahu tim medis atau dokter.

  • Upayakan orang yang sakau tetap tenang

Ada narkoba jenis tertentu yang bisa membuat seseorang menjadi lebih agresif, oleh karena itu kita terus menenangkan orang yang sakau tersebut dan segera hubungi medis jika terjadi sesuatu.

  • Percayakan pada tenaga medis

Untuk mengatasi pengguna sabu yang sakau serahkan semuanya pada dokter atau tenaga medis untuk melakukan penanganan yang tepat. 

Kesimpulan

Sabu merupakan salah satu jenis narkoba yang paling diminati. Sabu memiliki bentuk seperti kristal dan berwarna putih, tidak berbau dan terasa pahit. Biasanya penyalahguna sabu akan mengalami kesulitan dalam putus obat.

Biasanya penyalahguna yang mengalami sakau sabu akan merasakan berbagai gejala baik secara fisik maupun emosional. Dalam cara mengatasinya pun bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti terapi mandiri atau pun melakukan terapi di tempat rehabilitasi. 

Nah itulah beberapa gejala sakau sabu dan langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi orang yang sakau karena sabu atau narkoba. Lebih baik menghubungi tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa menghubungi pusat rehabilitasi narkoba di Ashefa Griya Pusaka untuk melakukan pemulihan dari sakau karena sabu. Lebih cepat, lebih baik dan jangan ragu menjalani rehabilitasi.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top