Say no to drugs! Mengatakan tidak pada narkotika bisa menjadi sulit bagi sebagian orang. Namun, penolakan bukan hal yang mustahil dilakukan dengan metode dan cara berpikir yang tepat.
Mempelajari bagaimana orang lain menghadapi ketergantungan terhadap narkotika dan tantangan pemulihan dapat memberikan pembelajaran yang berharga bagi kita.
Mengapa penting untuk mengembangkan cara dan metode kita sendiri untuk menolak ajakan, rayuan atau tekanan lingkungan sosial kita untuk turut menggunakan narkotika. Dengan pemahaman mengenai dampak buruk dari penggunaan narkotika baik dari aspek kesehatan, hukum atau aspek sosial serta didukung dengan dukungan dari keluarga dan rekan sebaya lainnya, maka hal tersebut akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan.
Terdapat beberapa strategi dan cara menolak ajakan lingkungan sekitar. Akan sangat baik bilamana kita dapat mencoba beberapa pendekatan untuk melihat apa yang paling cocok untuk situasi yang kita alami. Jika satu strategi dinilai belum cukup efektif maka kita dapat mencoba mempraktekan strategi yang berbeda. Jangan pernah merasa ragu untuk berimprovisasi sesuai kebutuhan situasi kita, kreativitas yang kita biasakan dapat menjadi strategi efektif bagi kita dalam melakukan konsep pencegahan sejak awal.
Berlatih Mengatakan Tidak
Ala bisa karena biasa, adalah esensi utama dalam melakukan penolakan untuk menggunakan narkotika. Mungkin akan terasa sulit di awal, sungkan dan merasa tidak enak dengan rekan, teman atau lingkungan sosial yang berupaya mengajak.
Baca juga Cara Menolak Ajakan Teman untuk Memakai Narkoba
Namun perlu diingat, bahwa menolak ajakan untuk terlibat dalam penggunaan narkotika bukan hal tabu bagi kita. Logikanya, perasaan sungkan dan tidak enak seharusnya dirasakan oleh rekan yang mengajak dan mempengaruhi kita untuk menggunakan narkotika, situasi ini dapat menjadi pembelajaran baik bagi cara berpikir kita dalam menghadapi situasi tersebut.
Berorientasi pada Pencegahan
Menghindar dari lingkungan yang selalu mengajak kita menggunakan narkotika bukanlah strategi jangka panjang yang akan selalu efektif. Sebagai alternatif, perlu dikembangkan konsep berpikir ke depan dan tidak menyerahkan diri kita ke dalam skenario yang beresiko bagi diri kita. Mengedukasi diri sendiri tentang dampak penggunaan narkoba atau alkohol merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan.
Misalnya, jika kita tahu (atau bahkan hanya curiga) bahwa lingkungan atau acara yang akan kita datangi akan penuh dengan narkotika maka kita dapat memutuskan untuk tidak menghadiri atau datang ke acara tersebut. Atau, mungkin jika kita harus menghadiri acara di mana terdapat alkohol atau ada kekhawatiran minuman yang diberikan akan dicampur dengan jenis narkotika tertentu maka pastikan kita selalu memegang gelas dan tidak meletakan di sembarang tempat yang tidak terlihat oleh kita. Pencegahan dalam konteks ini lebih tentang tidak secara sadar menempatkan diri Anda dalam situasi yang beresiko
Dukungan Sebaya
Jangan pernah meremehkan nilai keluarga, teman, dan anggota kelompok pendukung. Mereka menyayangi diri kita, mungkin lebih dari yang kita sadari. Kemungkinan besar, mereka ingin mendukung kita semaksimal mungkin. Dukungan ini merupakan modal yang patut kita manfaatkan dalam melakukan upaya penolakan dan pencegahan.
Baca juga Mengapa Dukungan Teman Sebaya Penting Untuk Pemulihan Narkoba
Memanfaatkan dukungan dari pihak lain bukan berarti bahwa kita membiarkan mereka bertindak atas nama kita atau mungkin mengintervensi kehidupan kita. Sebaliknya, sebenarnya. kita perlu mempertahankan hak pilihan atas diri kita sendiri, tetapi lingkungan yang mendukung kita mungkin dapat memfasilitasi kita untuk menghindar dan mengatakan tidak pada narkotika. Mereka dapat menunjukkan solidaritas dengan turut melakukan penolakan terhadap penggunaan narkotika.
Tetap Sibuk
Kemungkinannya adalah, jika kita menyibukkan diri, kita tidak akan punya waktu untuk disibukkan dengan pikiran untuk menggunakan narkotika atau setidaknya kita dapat meminimalisir resiko terhadap ajakan untuk menggunakan narkotika. Ketika narkotika atau pelarian dalam bentuk zat illegal bukan pilihan dalam hidup kita, situasi ini dapat mempermudah untuk mengatakan tidak dan dapat mengurangi pertemuan kita dengan mereka sejak awal.
Ingat Mengapa
Ketika dihadapkan dengan narkotika, mengingat mengapa kita harus menolak menggunakan merupakan salah satu strategi yang dapat dipraktekan. Merasa bersalah kepada orang tua, bersalah kepada pasangan / anak, ancaman penjara, gangguan kesehatan dan lainnya dapat menjadi justifikasi yang baik dalam melakukan penolakan. Mungkin kesejahteraan fisik dan mental pribadi kita, mungkin anak kita yang memandang kita, mungkin karier atau gaya hidup yang ingin kita ccapai dengan rajin.
Tetap fokus dapat memperjelas dan membantu kita memprioritaskan apa yang paling penting bagi kita dan mengapa kita sudah sepatutnya menolak untuk turut menggunakan narkotika. Selain itu, merekayasa sebuah alasan bahwa kita tidak bisa mengkonsumsi narkotika yang disodorkan ke kita adalah tindakan yang sepenuhnya sah.
Baca juga Dampak Penggunaan Narkoba Bagi Masyarakat di Lingkungan Pengguna
Kuncinya adalah membuatnya bisa dipercaya, beberapa rekayasa justifikasi yang mungkin dapat kita praktekan dalam situasi beresiko seperti “Maaf, gw ga bisa, orang tua gw bakal marah besar”,
“Tidak, terima kasih gw harus pulang sebentar lagi” atau “Sorry deh, gw tidak bisa; gw lagi dalam pengobatan dokter soalnya”.
Beberapa strategi diatas merupakan contoh yang mungkin dapat dilatih dan dibiasakan untuk menolak ajak menggunakan narkotika. Bagi beberapa orang yang pernah menggunakan narkotika dan sudah ada dalam pemulihan, Teknik pencegahan kekambuhan pun memiliki strategi yang kurang lebih sama.
Chemical Sex
(Studi kasus)
Istilah chemsex, yang berasal dari singkatan chemical sex diciptakan untuk menunjukkan konsumsi narkotika/psikotropika tertentu secara sukarela dalam konteks pesta seks dan hubungan seksual dengan tujuan memfasilitasi dan/atau meningkatkan hubungan seksual. Perilaku ini kebanyakan dilakukn di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki lain (LSL).
Menurut penelitian, sebagian besar peserta dari pesta yang dilakukan oleh pria homoseksual dan biseksual menggunakan satu jenis atau lebih narkotika/psikotropika dalam kombinasi untuk memfasilitasi perilaku seksual yang dilakukan dalam durasi lama dengan banyak pasangan seksual, meskipun LSL lebih cenderung menggunakan obat penambah gairah seks dibandingkan dengan non-LSL. Perilaku berbahaya yang serius terkait dengan bukti terakhir ini adalah bahwa LSL, yang mengetahui status HIV positif dan menggunakan obat antiretroviral lebih sering menggunakan narkotika/psikotropika “chemsex” daripada mereka yang HIV. negatif atau dengan status yang tidak diketahui. Hal ini terutama dilakukan untuk meningkatkan kinerja fisik yang sudah terganggu oleh penyakit dan melawan efek pengobatan farmakologis yang diakibatkannya.
Sedangkan pada tahun 90-an abad terakhir jenis narkotika/psikotropika yang paling umum disalahgunakan dalam kontes chemsex adalah: ganja, ekstasi, amfetamin dan kokain, baru-baru ini chemsex telah dikaitkan dengan obat-obatan psikoaktif baru dan penambah gairah dan fantasi seksual seperti, gamma hydroxybutyric acid (GHB), mephedrone, methamphetamine (biasa disebut crystal methamphetamine atau chrystal meth), agen disfungsi ereksi dan alkil nitrit (atau popper).
Dalam kerangka aspek neurofarmakologis, kimia dan toksikologi zat psikoaktif baru, penulis bertujuan untuk meninjau mekanisme aksi, toksisitas dan pola penggunaan dan penyalahgunaan zat yang terlibat dalam praktik chemsex bersama dengan latar belakang sosial budaya yang mendasarinya dan konsekuensi terkait kesehatan yang mungkin mereka miliki terhadap perilaku seksual pada pengguna homoseksual dan biseksual, termasuk risiko tertular infeksi menular seksual.
Fenomena chemsex yang pertama kali muncul pada kaum gay di London dan dengan cepat menyebar ke banyak kota besar lainnya telah membawa banyak kekhawatiran. Mereka berasal tidak hanya dari populasi beresiko yang sebenarnya karena jalur metabolisme obat yang terlibat yang berbeda, tetapi juga untuk fitur spesifik dari jenis narkotika/psikotropika yang digunakan termasuk jumlah yang dikonsumsi, cara penggunaan, dan akhirnya penggunaan polidrug (penggunaan lebih dari 1 jenis narkotika/psikotropika dalam 1 waktu). Selain itu, perhatian khusus harus diberikan pada kemungkinan interaksi antara obat yang terlibat dalam chemsex dan obat HIV tidak hanya dalam hal interaksi obat-obat, tetapi juga untuk kepatuhan terhadap terapi oleh orang HIV-positif yang terlibat dalam chemsex.
Seperti dilaporkan, ancaman kesehatan yang serius juga dapat diwakili oleh bahaya penyakit menular seksual dan infeksi usus yang jauh lebih tinggi. Salah satu masalah utama untuk menetapkan intervensi prioritas kebijakan kesehatan untuk chemsex adalah kurangnya data epidemiologi yang tersedia tentang masalah tersebut. Terakhir, tindakan sosial harus dilakukan untuk mendobrak hambatan yang saat ini ada di kalangan pengguna narkotika chemsex dalam mengakses layanan, termasuk rasa malu dan stigma yang sering dikaitkan dengan penggunaan narkotika.
Kesimpulannya, mirip dengan akronim lain yang telah diciptakan untuk menunjukkan tindakan yang diambil di bawah pengaruh obat-obatan seperti mengemudi (mengemudi di bawah pengaruh obat-obatan), melalui tulisan ini terdapat akronim lain yang digunakan untuk menyingkat keinginan yang berlebihan untuk berhubungan seks di bawah pengaruh narkotika (chemsex ) sebagai SUID (Sex Under Influence Drugs)
Tiga jenis narkotika/psikotropika utama yang umumnya dikonsumsi orang sebagai bagian dari chemsex adalah methamphetamine, mephedrone dan GHB/GBL.
Metamfetamin
Metamfetamin adalah stimulan. Ini juga dikenal sebagai shabu kristal, kristal. Cara penggunaan shabu yang umumnya dilakukan melalui cara hisap/rokok membuat mereka merasa waspada dan terangsang, tetapi juga bisa membuat mereka merasa gelisah, paranoid dan berhalusinasi. Kandungan metamfetamin dalam sabu dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah yang dapat menyebabkan masalah jantung. Ada juga laporan psikosis dari penggunaan metamfetamin. Ada bukti masalah kesehatan mental jangka panjang dan kerusakan otak.
Mefedron
Mephedrone juga merupakan stimulan. Ini dikenal sebagai meph, drone atau meow meow. Orang biasanya menggunakan mephedrone dengan menghirupnya, tetapi mereka juga menelan, merokok dan menyuntikkannya juga. Itu membuat orang merasa waspada, terangsang, percaya diri dan gembira. Itu bisa membuat orang merasa sakit, cemas dan paranoid juga. Mephedrone dapat membuat Anda muntah atau membuat Anda sakit kepala. Hal ini dapat menyebabkan halusinasi, insomnia, nafsu makan berkurang, pusing dan berkeringat. Ini juga membuat ketagihan.
GHB dan GBL
GHB dan GBL adalah obat penenang. Nama lengkap mereka adalah gammahydroxybutyrate dan gammabutyrolactone, dan mereka juga dikenal sebagai G, gina, geebs, dan ekstasi cair. GHB dan GBL biasanya berupa cairan berminyak yang dicampur dengan minuman dan ditelan. Mereka membuat orang merasa euforia, kurang terhambat dan terkadang mengantuk juga. Dengan GHB dan GBL, sulit untuk mengetahui berapa banyak obat yang Anda minum sehingga mudah untuk overdosis. Overdosis bisa membuat Anda pingsan dan dalam beberapa kasus bisa berakibat fatal.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka