Pernahkah kamu mendengar Psikofarmakologi? Psikofarmakologi yaitu bagian penting dalam bidang kesehatan mental. Sebab jenis obat-obatan yang dipelajari dalam Psikofarmakologi yaitu obat yang dipakai untuk menangani gangguan mental. Secara garis besar dokter yang merawat pasien dengan pengobatan psikotropika yaitu seorang Psikofarmakologis. Seorang psikiater yang mempunyai tingkat pemahaman dan keahlian lebih tinggi dalam Psikofarmakologi.
Perlu kamu pahami masalah gangguan mental bisa ditangani dengan beberapa cara, salah satunya Psikofarmakologi. Terapi tersebut, bisa mengatasi masalah gangguan mental, sesuai dengan prosedur Psikiater. Lalu apa itu Psikofarmakologi dan jenis obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan mental? Simak yuk penjelasannya
Apa itu Psikofarmakologi?
Dilansir dari laman Psychology Today, Psikofarmakologi yaitu jenis obat-obatan yang digunakan dalam menangani kondisi kesehatan mental. Psikofarmakologi merupakan bidang studi yang menganalisis mengenai penggunaan zat yang bisa memengaruhi kondis mental dan dampak bagi kesehatan mental pasien.
Dalam studi penelitian mengatakan jika senyawa yang berbeda bisa mengubah perilaku orang dengan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir dan merasa. Nah, zat yang ada di obat Psikofarmakologi bisa memicu perubahan suasana hati, sensasi, berpikir atau perilaku seseorang.
Obat-obatan tersebut, kemungkinan terbuat dari tanaman atau sumber alami maupun disintesis secara kimia di laboratorium. Sementara itu, terapi Psikofarmakologi digunakan untuk dalam penanganan masalah seperti depresi, psikosis, dan gangguan kecemasan.
Selain itu, obat-obatan tersebut bisa digunakan untuk meredakan nyeri akut dan kronis, mengatasi insomnia dan gangguan tidur lainnya. Jadi, sebagian obat yang dipakai berfungsi untuk meredakan rasa nyeri atau sakit dan tidak nyaman pada pasien. Sebagian lagi untuk meningkatkan kemampuan mental pasien.
Penggunaan Psikofarmakologi dalam Kesehatan Mental
Penggunaan Psikofarmakologi untuk mengatasi gangguan mental bisa dilakukan secara sendiri ataupun bersamaan dengan terapi lainnya. Secara umum, jika keberhasilan penanganan dalam mengatasi gangguan mental bisa dilakukan bersamaan, antara obat dan terapi psikolog. Jadi, Psikiater harus terlibat langsung dalam pengobatan pasien menggunakan obat-obatan dan dibawah pengawasan yang ketat.
Terapi farmasi bisa dijadikan solusi, saat terapi psikologi tidak cukup. Jika pasien tidak mengalami perubahan atau semakin memburuk dengan terapi psikolog. Pasien akan diberikan saran ke psikiater untuk mengevaluasi sekaligus berkonsultasi perihal permasalahan yang sedang dihadapi, lalu akan diberikan obat yang sesuai dengan kondisi pasien sesuai resep dari Psikiater atau tenaga profesional yang mempunyai izin.
Jenis Obat-obatan Psikiatri dalam Psikofarmakologi
Jenis obat-obatan yang ada di Psikofarmakologi, ada lima jenis utama yaitu antidepresan, benzodiazepine, stimulan, pengontrol mood dan antipsikotik. Berikut ini penjelasannya obat-obatan yang diresepkan dalam terapi Psikofarmakologi:
- Antidepresan
Antidepresan yaitu jenis paling umum diresepkan oleh psikiater. Obat antidepresan bekerja melalui serotonin neurotransmitter yang berefek pada penggunaan dopamine dan norepinefrin. Antidepresan berfungsi untuk mengatasi depresi dan sindrom kecemasan. Selain itu, dipakai untuk pasien OCD, PTSD, Fobia dan Bulimia. Penggunaan obat antidepresan harus mendapatkan pengawasan dari dokter, karena bisa menimbulkan efek samping seperti, kehilangan berat badan, mual, hasrat seksual,Aritmia dan disfungsi ereksi.
- Benzodiazepine
Benzodiazepine adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan tidur, kecemasan dan serangan panik. Selain itu, digunakan untuk terapi putus alkohol dan penanganan sebelum operasi. Penggunaan obat dalam jangka panjang bisa menyebabkan ketergantungan, jadi harus sesuai resep dokter dan dibawah pengawasan dokter. Benzodiazepine bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas gamma-aminobutyric acid (GABA), neurotransmitter yang mengurangi keaktifan sel saraf otak. Makanya, obat benzodiazepine menimbulkan efek lebih tenang pada pasien.
Baca juga Berapa Lama Obat Tidur Bereaksi Hingga Terlelap? Simak Penjelasannya Disini!
- Stimulan
Stimulan digunakan untuk mengatasi ADHD. Obat jenis Stimulan bekerja dengan cara mendorong kesadaran mental dan energi. Obat stimulan mampu meningkatkan fokus dan stebsi. Kafein juga masuk dalam stimulan, dapat ditemukan dalam kandungan teh, kopi dan minuman bersoda. Penderita ADHD, pada otaknya kelebihan hormon dopamine yang menyebabkan impulsivitas dan hiperaktivitas. Obat stimulan mampu mengendalikan dopamine dan meningkatkan kinerja neurotransmitter, sehingga area otak yang mengatur fungsi eksekutif dan fokus bisa bekerja dengan baik.
- Pengontrol mood
Obat jenis pengontrol mood digunakan untuk penderita mood Disorder, misalnya depresi dan bipolar yang tak tertangani dengan terapi psikologi. Jenis obat seperti lithium dan valproic acid bisa memengaruhi tekanan darah. Efek samping hampir sama dengan obat antidepresan. Penggunaan obat ini harus dibawah pengawasan dokter, karena bisa menyebabkan ketergantungan jika disalahgunakan dan berkepanjangan. Penggunaan obat akan lebih efektif jika bersamaan dengan olahraga dan diet makanan seimbang.
- Antipsikotik
Antipsikotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan psikotik misalnya skizofrenia dan schizoaffective disorder. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi penderita bipolar disorder dan depresi. Antipsikotik secara umum mengendalikan dopamine untuk menurunkan aktivitas tersebut. Dopamine juga bisa memengaruhi fungsi lain di otak, makanya terkadang bisa menyebabkan efek samping seperti kelambatan gerak dan relfeks.
Baca juga Ini Jenis-Jenis Skizofrenia yang Perlu Diwaspadai
Batasan Terapi Psikofarmakologi
Berapa lama terapi Psikofarmakologi? Tergantung pada kondisi pasien. Penggunaan obat bisa berlangsung dalam jangka panjang, namun bisa juga bisa hanya beberapa minggu atau bulan. Keputusan dalam melanjutkan atau menghentikan pengobatan dibuat oleh psikiater sesudah berdiskusi dengan terapis dan kondisi pasien.
Pasien dan tenaga kesehatan juga harus memerhatikan resiko yang akan diakibatkan oleh jenis obat-obatan tersebut. Beberapa kondisi seperti schizophrenia dan bipolar disorder, penggunaan obat adalah salah satu cara untuk mengontrol gejala. Selain itu, perawatan juga perlu dilakukan secara konsisten untuk menekan gejala.
Sedangkan pada gangguan kecemasan dan depresi, penggunaan obat-obatan diberikan dengan durasi yang bervariasi untuk mencegah gejala akut. Jadi, dibutuhkan beberapa kali percobaan sehingga mendapatkan obat yang cocok. Dosisnya pun disesuaikan secara bertahap karena berpengaruh internal dan eksternal pasien.
Obat psikoaktif mempunyai efek samping, beberapa diantaranya memengaruhi kinerja neurotransmitter. Selain itu, mulut menjadi kering hingga gangguan metabolisme. Pengobatan juga harus diawasi ketat untuk menyeimbangkan manfaat dan resikonya.
Demikianlah penjelasan mengenai Psikofarmakologi.Secara garis besar penggunaan Psikofarmakologi Dikombinasikan dengan psikoterapi agar hasilnya maksimal dan lebih baik. Obat-obatan seperti antidepresan, stimulan, benzodiazepine, antipsikotik dan pengontrol mood mempunyai efek samping dan harus diawasi oleh dokter. Jadi, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu jika ingin menggunakan obat jenis Psikofarmakologi. Kamu juga berkonsultasi di Ashefa Griya Pusaka.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka