Sukses Tapi Menderita, Bisa Jadi Gangguan Psikologis Duck Syndrome - Ashefa Griya Pusaka

Sukses Tapi Menderita, Bisa Jadi Gangguan Psikologis Duck Syndrome

Gangguan Psikologis Duck Syndrome
Share on:

Pernah melihat seseorang yang menjaga imagenya di media sosial? Apa yang kamu lihat belum tentu menjadi kenyatan didalam hidupnya, orang yang memiliki gangguan duck syndrome cenderung gagal, frustasi dan banyak hal yang ditutupinya.

Duck Syndrome

Sukses Tapi Menderita, Bisa Jadi Gangguan Psikologis. Duck Syndrome adalah suatu keadaan seseorang yang berkaitan dengan prilaku yang sebenarnya dibayangi, memiliki banyak masalah tapi terlihat baik-baik saja.

Apa Itu Duck Syndrome?

Siapa sih yang gak kagum dengan orang yang meraih kesuksesan baik itu di bidang prestasi atau usaha. Bahkan sebagian orang mengharapkan berada di posisi tersebut. Eitsss jangan salah ya, ada beberapa orang dibalik keberhasilannya, nyatanya terdapat tekanan atau banyak permasalahan atau beban yang ditutupi, supaya dia terlihat baik-baik saja tanpa beban apapun bahkan sebenarnya mereka gagal dalam kehidupan. Jadi, kondisi inilah yang disebut sebagai Duck Syndrome.

Duck Syndrome

Duck Syndrome pertama kali di jabarkan di Stanford University, Amerika Serikat sebagai sebutan atau gambaran permasalahan para mahasiswanya. Istilah Duck Syndrome di artikan sebagai bebek yang berenang seolah merasa tenang namun kakinya berjuang bergerak di dalam air supaya tubuhnya berada tetap di atas permukaan air.

Istilah Duck Syndrome dikaitkan dengan kondisi dimana seseorang sedang terlihat tenang dan baik-baik saja, namun sebenarnya dia mengalami banyak tekanan dan permasalahan di sepanjang hidupnya untuk mencapai tujuan seperti, lulus cepat, nilai bagus, mapa, dan sukses.

Penyebab Gangguan Psikologis Duck Syndrome

Duck Syndrome sampai sekarang belum resmi di kategorikan sebagai gangguan mental. Namun, fenomena Duck Syndrome dialami oleh orang yang masih muda. Misalnya Mahasiswa, pekerja, siswa dll.

Meskipun orang yang terkena Duck Sydrome merasakan tekanan bahkan stress masih bisa menjalankan aktivitas dengan baik dan produktif. Hal ini terjadi karena ada dukungan  stoicism atau ketabahan kuat. Namun, patut diwaspadai juga jika mengalami Duck Syndrome karena bisa beresiko mengalami masalah kejiwaan, misalnya cemas dan depresi. Jika sudah begitu akan sulit untuk disembuhkan. Bahkan bisa menjadi faktor penyebab dari penyalahgunaan narkoba.

Ada beberapa faktor lainnya yang memicu meningkatnya resiko Duck Syndrome yaitu:

  • Terlalu menuntut menjadi yang terbaik di akademik
  • Memperoleh pola asuh helikopter
  • Beranggapan terlalu wah dari keluarga dan teman
  • Pengaruh kecanduan media sosial
  • Perfeksionis (Baca juga gangguan INFJ)
  • Pernah mengalami peristiwa traumatik di lingkungannya
  • Self-esteem yang sangat rendah

Gejala Duck Syndrome masih belum jelas dan pasti karena gejalanya hampir sama dengan gangguan mental lainnya seperti depresi dan cemas. Akan tetapi orang yang mengalami Duck Syndrome akan merasa gugup, cemas, dan tertekan secara mental sehingga memaksan diri untuk terlihat baik-baik saja. Tak hanya itu, orang yang mengalami sindrom ini akan merasa susah tidur, pusing dan sulit berkonsentrasi.

Kemudian, penderita Duck Syndrome akan lebi suka membanding-bandingkan kehidupannya dengan orang lain dan merasa bahwa hidup orang lain lebih baik dan sempurna darinya.

Bahkan mereka beranggapan bahwa dirinya sedang diamati maupun di uji orang lain sehingga membuatnya untuk menunjukkan kemampuan semaksimal mungkin.

Reaksi Fisik Jika Seseorang Mengalami Duck Syndrome

Dilansir dari Better Help, reaksi fisik yang ditimbulkan pada stress ekstrem dalam kasus sindrom ini bervariasi. Diantaranya sebagai berikut:

  • Mengalami gangguan tidur
  • Merasakan sakit kepala
  • Sulit berkonsentrasi
  • Emosi menjadi tidak stabil
  • Merasa depresi
  • Berkurangnya nafsu makan
  • Merasa kelelahan untuk menjalankan aktivitas

Cara Mengatasi Duck Sydrome

Duck Syndrome disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari persaingan hidup, stress berat hingga menajdi deprey dan gangguan kecemasan. Sudah dijelaskan sebelumnya jika sindrom ini dibiarkan begitu saja maka akan memicu depresi hingga menyalagunakan obat-obatan terlarang dan bunuh diri.

Oleh karena itu, orang yang mengalami sindrom ini lebih beresiko mengalami ganggu psikologis. Maka dari itu disarankan untuk menjalankan konsultasi dengan psikiater atau dokter.

 Apabila hasil konsultasi sudah mengarah ke depresi , maka dokter akan memberikan obat dan psikoterapi. Kamu juga bisa mencari pertolongan atau mengikuti tips berikut ini agar kesehatan mental menjadi lebih baik:

  • Melakukan konseling dengan konselor
  • Mengenali diri sendiri supaya bisa bekerja sesuai dengan kemampuan
  • Belajar untuk lebih mencintai diri sendiri dan menghargai diri sendiri
  • Menjalani hidup yang sehat misalnya mengonsumsi makanan sehat, olahraga dan menghindarkan rokok, sinte, ganja atau alkohol
  • Meluangkan waktu untuk beristirahat
  • Selalu berpikir positif dan berhenti membandingkan diri sendiri dengan yang lain
  • Berhenti untuk menggunakan media sosial beberapa waktu

Dilansir dari Kompasiana ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi Duck Syndrome seperti berikut:

  • Melakukan segala sesuatu sesuai dengan kemampuan

Lakukanlah segala sesuatu sesuai dengan kemampuan yang bisa kamu lakukan, jangan untuk memaksakan diri jika sudah tidak mampu melakukannya. Apabila terus memaksakan tidak sesuai kehendak maka akan menggunakan ke hal negatif.

Saat menjalankan sesuatu hal perasaan seperti lelah, cemas dan kewalahan akan muncul dibenakmu. Jika rasa cemas yang berlebihan terjadi terus-menerus makan tidak baik, karena bisa menciptakan hal negatif yang tertanam pada dirimu, kemungkinan stress akan menerpamu.

Oleh sebab itu, tidak baik untuk memaksa kehendak diluar batas kemampuanmu. Setiap orang pasti mempunyai kadar nya masing-masing untuk mencapai tujuan.

  • Curhat dengan orang yang tepat

Bercerita tentang yang sedang dirasakan sangat baik dilakukan daripada memendamnya di dalam hati. Menceritakan tentang isi hati yang terus mengganjal bisa menjadi kunci ketenangan jiwa. Begitupun saat mengalami Duck Syndrome. Sangat penting untuk bercerita yang sedang dialami pada orang yang tepat. Sehingga orang tersebut bisa memberikan solusi yang tepat atas peristiwa yang sedang dialami. Secara tidak langsung kamu telah memperoleh support dari orang tersebut.

  • Semua ada porsinya masing-masing

Setiap orang sudah mempunyai porsinya masing-masing. Baik dalam menjalankan hidup dan apa yang didapatkannya. Oleh sebab itu, kamu harus memahaminya jika setiap orang di dunia ini memiliki porsi hidup masing-masing. Baik itu rezeki, kesuksesan, keberuntungan dan lainnya.

Nah itulah penjelasan mengenai Duck Syndrome. Kamu boleh bersaing dengan orang lain dalam hal akademik, bisnis, pekerjaan tapi yang sehat. Gak harus menjadi sempurna Dimata orang lain. Jadilah diri sendiri yang lebih baik, bukan berarti bersaing menjadikan alasan mu mengabaikan kesehatan mentalmu. Kamu harus ingat kata mutiara ini “Tidak ada manusia yang sempurna” karena semua orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Jika gejala Duck Syndrome sudah dirasakan berlebihan bisa mendatangkan masalah misalnya ingin bunuh diri, cemas dan lainnya. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikiater untuk mendapatkan pertolongan. Kamu juga bisa melakukan konsultasi dengan tempat rehabilitasi narkoba di Ashefa Griya Pusaka.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top