Gejala Jasmani Akibat Kecanduan Narkotika - Ashefa Griya Pusaka

Gejala Jasmani Akibat Kecanduan Narkotika

gejala jasmani akibat kecanduan narkotika adalah
Share on:

Pengaruh negatif narkotika tentu tak usah dipertanyakan lagi. Hanya saja, masalah penyalahgunaan narkotika di kalangan anak muda malah kian melejit setiap tahunnya. Fenomena tersebut benar-benar disayangkan, sebab narkotika tidak cuma merusak prestasi akademik, namun juga merugikan kesehatan. Yang utama dari gejala jasmani akibat kecanduan narkotika adalah sakau. Efek sakau ini bisa sangat mengerikan.

Kecanduan narkoba remaja adalah masalah besar bagi masyarakat modern. Efeknya bisa merusak tubuh dan laju perkembangan mental pada remaja. Karena itu, narkotika menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan suatu Negara. Ditemukan berbagai faktor khusus yang bisa mempengaruhi penyalahgunaan narkotika di kalangan anak muda. 

Penyebab Remaja Mengkonsumsi Narkotika

Bahkan dosis percobaan pertama dengan cepat menaklukkan keinginan seseorang pengguna. Mereka selalu memiliki keinginan untuk “mabuk” lagi dan lagi. Pertama, ketergantungan mental pada obat terbentuk, dan ketika kecanduan fisik (sakau) juga bergabung, orang tersebut dipaksa untuk meminum obat tersebut setiap hari (terkadang berulang kali). Dan itu akhirnya berubah menjadi satu-satunya tujuan.

Di bawah ini merupakan beberapa faktor yang bisa mengakibatkan anak-anak dan remaja cenderung berpeluang terjerumus dan kemudian menjadi pecandu narkotika:

1. Faktor lingkungan

Teman sebaya adalah aspek risiko terbesar penyalahgunaan narkotika di kalangan anak muda. “mengikuti teman” atau “supaya diterima dalam pergaulan” bisa mendorong remaja ingin mulai mencoba narkotika sampai kemudian mengalami kecanduan. Di samping teman, anggota keluarga pun dapat sebagai faktor lingkungan yang membentuk anak muda kecanduan narkotika, khususnya bila keadaan tempat tinggal tak bersahabat, contohnya disebabkan tak dapat menghadapi toxic parents atau tidak memperoleh perhatian orang tua dan anggota keluarga lain.

2. Faktor mental

Anak muda yang menderita stres parah, masalah perilaku, maupun persoalan mental diantaranya depresi dan gangguan kecemasan, maka akan cenderung berpeluang menjadi pecandu narkotika. Menggunakan narkotika dapat sebagai pilihan cara atau malah jalan keluar untuk menghilangkan bermacam masalah yang tengah dialami.

3. Faktor genetika

Aspek keturunan pun ikut dalam faktor risiko penyalahgunaan narkotika di kalangan anak muda. Seorang remaja berpeluang tinggi mengalami kecanduan narkotika bila dia punya orang tua atau saudara yang juga menjadi pecandu narkotika atau minuman keras.

4. Rasa Keingintahuan

Rasa ingin tahu yang sangat besar pun dapat mengakibatkan anak muda penasaran untuk mencoba narkotika sampai kesudahannya membentuk seorang pecandu. Studi membuktikan jika mencoba narkotika di usia belia bisa menaikkan risiko sebagai pecandu di masa mendatang. Karena itu, penting dalam mengenali beberapa faktor risiko tadi, yang selanjutnya bisa diambil langkah untuk menangkal penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja.

Tanda-Tanda Fisik dan Mental Pecandu Narkoba

Anak muda yang mengkonsumsi narkotika akan memperlihatkan berbagai tanda ataupun gejala baik jasmani dan juga mental. Berbagai gejala jasmani akibat kecanduan narkotika adalah sebagai berikut :

  • Mata memerah dengan pupil mengecil atau sebaliknya membesar.
  • Terganggunya pola makan atau pola tidur.
  • Berkurangnya atau penambahan berat badan secara signifikan dengan waktu singkat.
  • Kerap mengalami kelelahan atau full berenergi dan tak dapat berdiam diri.
  • Susah tidur dengan nyenyak.
  • Perubahan tampilan fisik atau ketidakhirauan dengan penampilan
  • Kerap mengalami mimisan
  • Batuk tak sembuh-embuh
  • Menderita kejang meski tak memiliki riwayat penyakit epilepsi.

Sementara untuk tanda tanda tingkah-laku dan mental dari para pecandu narkoba di kalangan remaja adalah sebagai berikut :

  • Makin tertutup juga nampak layaknya orang yang menyembunyikan sesuatu.
  • Mood berubah dengan tiba-tiba.
  • Penurunan keinginan akan apa-apa yang diminati tadinya.
  • Susah fokus dengan apa yang sedang dikerjakan.
  • Tak punya motivasi dan terlihat lesu
  • Gelisah, paranoid, serta menarik diri dari lingkungan sosial
  • Kerap bolos sekolah dengan prestasi belajar anjlok

Tak cuma tanda mental tadi, seorang anak muda yang kecanduan narkotika pun kerap kali bersikap negatif, misalnya mencuri atau menjual barang-barang di rumah cuma untuk menebus narkotika, sering terlibat perkelahian, atau kerap bertikai dengan anggota keluarga lain atau bahkan dengan guru.

Tanda Spesifik Pecandu narkotika

Di samping gejala jasmani dan mental, tanda yang cukup spesifik pun bisa tampak sesuai jenis narkotika yang digunakan. Di bawah ini merupakan gejala spesifik imbas dari efek narkotika sesuai dengan jenis narkotika yang dikonsumsi:

1. Narkotika Stimulan

Sebagian contoh narkotika stimulan yaitu ekstasi, kokain, dan sabu. Narkotika kategori ini bisa memicu percepatan denyut jantung juga tekanan darah, susah tidur, tak dapat diam, kerap lapar, serta gampang lupa.

2. Narkotika depresan

Narkotika yang dikategorikan depresan misalnya heroin, obat penenang, serta ganja yang bisa mengakibatkan pecandu merasa santai, ngantuk, pernapasan melambat, tekanan darah menurun, denyut jantung melemah, serta kemampuan berpikir makin lama.

3. Narkotika halusinogen

Adakalanya juga dinamakan dengan obat psikedelik. Contoh narkotika yang dikategorikan ke kelompok obat halusinogen yaitu LSD, jamur ajaib, ketamine, ganja, dan ekstasi. Narkotika jenis ini bisa mengakibatkan halusinasi, perubahan mood, mual, pusing, hingga muntah.

Penyakit apa pun, bahkan yang biasa seperti pilek, lebih parah, sering menimbulkan komplikasi, seperti hepatitis berkembang di hati, dan kemudian sirosis. Harapan hidup rata-rata sejak sakit adalah 6 tahun, penyebab kematian paling umum adalah overdosis

Tidak ada obat-obatan terlarang yang tidak menyebabkan kecanduan, dan tidak ada orang yang menganggap obat-obatan tidak berbahaya. Tidak ada resep manjur yang akan membebaskan remaja dari kecanduan. Jalan satu-satunya untuk sembuh dari narkoba adalah tidak menggunakannya sama sekali.

Menangani Remaja Kecanduan Narkotika

Setiap tahun ribuan anak muda meninggal karena narkoba. Untuk menghindari kecanduan narkoba, tidak hanya bantuan medis yang dibutuhkan, tetapi juga bantuan sosial yang diberikan oleh masyarakat untuk membentuk gaya hidup sehat di antara populasi yang terus bertambah.

Peran orang tua dalam memberikan informasi terkait bahaya narkotika menjadi sangat vital. Berkat penjelasan yang gamblang dan valid, maka anak-anak pun bisa memahami dan mengerti bahaya narkotika. Ketika menerangkan berisiko narkotika kepada remaja, maka perlu menghindari pemakaian kalimat yang terkesan menakut-nakuti. Namun, jelaskan pengetahuan yang jelas tentang dampak dan akibat dari pemakaian narkotika.

Apabila remaja telah terlanjur atau diketahui memakai narkotika, maka selalu terima secara terbuka dan bijaksana. Selaku orang tua, kita boleh jadi benar-benar kecewa dan marah. Akan tetapi, usahakan agar berkata-kata dengan tenang supaya anak merasakan aura kepedulian, empati, serta kasih sayang.

Dengan menyediakan ruang untuk anak berbicara, tentu ia akan lebih jujur dalam berterus terang tentang apa yang sedang dialami dan sebab ia memakai narkotika.

Bilamana anak Anda adalah satu diantara korban penyalahgunaan narkotika, Anda bisa membawa ke psikiater agar ia dapat mengikuti konsultasi dan pengecekan psikologis. Sesudah mengikuti pengecekan, psikiater boleh jadi akan merekomendasikan anak agar menempuh sesi psikoterapi, rehabilitasi narkoba seperti di Ashefa Griya Pusaka, ataupun menawarkan perawatan untuk mengatasi kondisi anak Anda yang mengalami ketergantungan narkotika.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top