Gejala Mania yang Sering Muncul Pada Penderita Bipolar Disorder - Ashefa Griya Pusaka

Gejala Mania yang Sering Muncul Pada Penderita Bipolar Disorder

Gejala Mania yang Sering Muncul Pada Penderita Bipolar Disorder
Share on:

Pada penderita bipolar, ada suatu kondisi dimana perasaan nya selalu berubah rubah di sebut mania, ada kalanya ia tiba-tiba sedih dan kadang juga langsung tiba-tiba bahagia dan senang yang berlebihan. 

Perasaan senang yang berlebihan tiba tiba datang tanpa alasan yang jelas pada penderita bipolar disebut mania. Keadaan ini sangat berbahaya karena dapat memungkinkan ia tidak makan dan tidur. Lalu apa saja penyebab, gejala dan cara mengobatinya? Baca artikel ini sampai habis untuk menemukan jawabannya.

Pengertian Mania 

Mania adalah suatu kondisi dimana mood seseorang meningkat dengan tinggi, atau juga disebut mengalami euforia yang berlebihan tanpa alasan tertentu, suasana hati yang tidak stabil, hiperaktif dan delusional. Mania menjadi salah satu dari gejala bipolar.

Gejala
Gejala Mania yang Sering Muncul Pada Penderita Bipolar Disorder

Mania biasanya berlangsung selama seminggu atau lebih. Keadaan ini kadang diselingi depresi, lawan dari keadaan mania, penderita mengalami kesedihan yang berlebihan, putus asa, tidak bersemangat.

Mania dikatagorikan sebagai gangguan mental, namun berkaitan erat dengan gangguan mental bipolar disorder. Bipolar ditandai dengan perubahan mood  antara mania, hipomania dan depresi. Baca artikel ini untuk mengetahui apa itu bipolar.

Penyebab Mania

Seseorang dapat mengalami mania karena beberapa faktor diantaranya 

  • Riwayat dari keluarga atau genetik

Menurut National Aliance on Mental Illness seseorang yang mempunyai saudara atau orangtua nya memiliki riwayat mania akan mungkin mengalami salah satu jenis mania, namun tidak semua orang yang memiliki riwayat keluarga mania, akan mengalaminya.

Bagian otak seperti hipofisis, nucleus subtalamus sangat terkait terjadinya gejala mania. Oleh karena itu orang yang memiliki riwayat dari keluarga lebih besar kemungkinan tekena mania untuk. Sangat mudah untuk mengembangkan gangguan ini meskipun faktor lingkungan diperlukan untuk memicunya.

  • Bipolar

Mania dapat terjadi karena ada kondisi medis yang mendasarinya misalnya kelainan psikiatris gangguan bipolar.

  • Perubahan lingkungan

Seseorang  mengalami kejadian hidup yang berubah, misalnya stress karena kematian seseorang yang dicintainya. Kondisi keuangan yang menurun, hubungan dengan orang dekat menjadi rusak.

  • Melahirkan (pikosis postpartum).
  • Penyakit yang berhubungan dengan otak seperti, cedera otak, tumor otak, radang otak, demensia.
  • Mengalami penyakit tertentu seperti hipertiroidisme, stroke, lupus.
  • Tingkat stress yang tinggi.
  • Efek samping obat-obatan

Menurut beberapa penelitian mania dikaitkan dengan efek obat-obatan, biasanya mereka ingin mengatasi gejala depresi paling parah. Kemungkinan 10 dan 70 % dari depresi menjadi mania sat mengkonsumsi obat antidepresan. Obat yang sangat berpengaruh yaitu benzodiazepine.

Obat dopaminergic juga membuat otak memproduksi lebih banyak hormon dopamin, membuat risiko besar yang mengalihkan depresi menjadi mania.

  • Kurang tidur

Faktor penyebab mania salah satunya adalah memiliki pola tidur yang tidak teratur, atau jam tidur lebih sedikit dari biasanya dapat munculnya gangguan mood mania ini dan menurunkan kualitas hidup.

Gejala Mania Pada Penderita Bipolar Disorder

mania
mania gejala bipolar disorder

Penderita gangguan bipolar disorder biasanya lebih sering mengalami gejala mania, hal ini bisa dilihat dari suasana hatinya yang mudah berubah-ubah. Bipolar disorder merupakan gangguan mental yang perlu mendapatkan penanganan yang tepat, segera hubungi Ashefa Griya Pusaka untuk melakukan rehabilitasi.

Gejala mania memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Penderita mania menunjukan rasa senang yang berlebihan, perilakunya hiperaktif dan mungkin mengalami halusinasi dan delusi.
  • Beberapa penderita ada yang sampai merasa gelisah dan cemas berlebihan.
  • Suasana hatinya cepat berubah dari mania tiba-tiba langsung depresi.
  • Memiliki pemikiran yang cepat dengan cara bicara juga yang cepat.
  • Merasa memiliki energy yang sangat besar, menyebabkan system tubuh juga cepat.
  • Tidak merasa butuh tidur dan istirahat sehingga performa kerja menurun.
  • Mudah tersinggung
  • Menghabiskan waktu untuk senang-senang seperti mabuk mabukan
  • Memiliki perilaku yang agresif
  • Penyalahgunaan narkoba dan alkohol.
  • Berucap tangensial atau berulang kali membicarakan topik yang berulang.

Para penderita mania biasanya diberikan evaluasi yang berkala oleh dokter atau psikiater dengan cara menanyakan pertanyaan dan mendiskusikan gejala. Mania harus terjadi dengan waktu seminggu atau kurang dari seminggu jika penderita dirawat di rumah sakit. Selain suasana hati yang bermasalah penderita mania harus mengalami tiga dari gejala diantarnya :

  • Memiliki pemikiran yang berpacu
  • Memiliki pengaturan obsesif kompulsif
  • Mudah terganggu 
  • Berkaitan dengan perilaku beresiko dan implusif seperti mabuk mabukan, investasi bisnis atau praktik seksual yang beresiko
  • Mengurangi kebutuhan akan tidur

Mania sangat mengganggu kehidupan penderitanya dan mempengaruhi hubungan dikantor maupun sekolah. Beberapa penderita mania membutuhkan perawatan di rumah sakit untuk menstabilkan suasana hatinya dan mencegah hal yang membahayakan.

Pengobatan mania 

Pengobatan penderita mania di rumah sakit diperlukan untuk penderita yang cukup serius, agar mereka tidak membahayakan diri sendiri. Ada 2 cara pengobatan yang dilakukan yaitu dengan obat-obatan dan psikoterapi.

1. Obat-obatan 

Penanganan pertama di rumah sakit penderita biasanya diberikan obat-obatan yang diresepkan untuk menyeimbangkan suasana hati penderita. Obat obat tersebut diantaranya :

  • Antikonvulsan seperti divalproex, lamotrigine
  • Lithium
  • Benzodiazepines seperti alprazolam, diazepam, lorazepam, chlordiazepoxide
  • Antipsikotika seperti olanzapine, quetiapine, dan risperidine 

Semua obat tersebut harus diresepkan oleh tenaga medis tidak bisa dijual secara bebas. Penyalahgunaan obat tanpa resep dokter akan sangat berbahaya dan menimbulkan efek samping.

2. Psikoterapi

Pengobatan psikoterapi dan konseling keluarga bisa membantu mengindentifikasi pemicu mania, mengurangi dan mengatur stress. Penelitian menyebutkan bahwa terapi psikologis sangat efektif untuk mengobati mania.

Psikiater biasanya membekali strategi untuk mengatasi emosi yang lepas kendali dan cenderung menghindari banyak masalah yang lebih serius.

Kesimpulan

Mania adalah suatu gejala dari bipolar dimana  kondisi  mood seseorang meningkat dengan tinggi, atau juga disebut mengalami euforia yang berlebihan tanpa alasan tertentu, biasanya penderita yang parah bisa sampai mengalami suasana hati yang sangat intens, hiperaktif dan delusional.

Banyak sekali faktor penyebab dari terjadinya mania ini, diantaranya mulai dari faktor genetik keluarga, dimana anggota keluarga lain bisa juga mengalami kondisi ini, faktor lain adalah bipolar, perubahan lingkungan, post partum, stress yang tinggi, mengalami penyakit tertentu, pengaruh dari obat-obatan, kurang tidur, penyalahgunaan narkoba, dan pelecehan. Untuk mendapatkan program rehabilitasi narkoba yang tepat dan cepat.

Gejala dari mania terdiri dari dua sisi, yaitu suasana hati dan perilaku. Suasana hati berkaitan dengan keadaan emosional seseorang yang meningkat terus-menerus yang ditunjukan dengan tingkat atau energi yang tinggi.

Perubahan perilaku ditandai dengan tindakan yang dilakukan tidak sesuai kebiasaan yang ia lakukan biasanya, dan biasanya banyak melakukan tindakan negatif dan buruk di lingkungannya. 

Pengobatan pada mania yang parah biasanya diberikan perawatan di rumah sakit dengan pemberian obat-obatan yang diresepkan dokter dan juga pendekatan psikologis agar penderita dapat menstabilkan emosi yang lepas kendali.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top