Pengertian Insomnia: Jenis, Gejala, dan Faktor Pendorongnya - Ashefa Griya Pusaka

Pengertian Insomnia: Jenis, Gejala, dan Faktor Pendorongnya

Pengertian Insomnia: Jenis, Gejala, dan Faktor Pendorongnya
Share on:

Pernah gak sih kamu mengalami gangguan susah tidur? Dalam dunia medis, yang kamu alami seperti sulit tidur disebut Insomnia. Insomnia adalah gangguan susah tidur yang dialami seseorang, sehingga menyebabkan orang tersebut tidak memperoleh kualitas tidur yang baik dan tidak sesuai dengan standar tidur untuk manusia.

Apabila seseorang tidak memperoleh kualitas tidur yang baik, akan berdampak buruk bagi kesehatannya. Menurut Dr. Lusiana Winata mengatakan bahwa akibat dari insomnia, akan mengalami gangguan berbagai fungsi umum, misalnya fungsi sosial, gangguan pekerjaan, fungsi pendidikan baik akademik maupun non akademik dan lainnya.

Insomnia di malam hari membuat seseorang lebih cenderung merasakan kantuk di siang hari. Jadi, saat melakukan aktivitas sehari-hari akan merasakan ingin tidur. Makanya, dikatakan bisa mengganggu fungsi kehidupan.

Saat seseorang merasakan kantuk bersamaan dengan aktivitas sehari-hari, entah itu bekerja maupun belajar tentunya akan memengaruhi baik buruk performa dan hasil kerja. Terkadang, ada juga yang tak merasakan kantuk sama sekali. Seharusnya tetap melakukan tidur hanya sekadar mengistirahatkan mata.

Selain itu, ada beberapa akibat kecil dari insomnia, seperti merasa mudah lemas karena kurang energi, cenderung lebih mudah kesal dan marah. Kemudian berdampak buruk pada kesehatan mental dan depresi. Nah, untuk itu mari pahami lebih jauh tentang insomnia ini. Mulai dari pengertian insomnia, jenis insomnia, gejala insomnia, faktor pendorong insomnia dan cara mengatasi insomnia.

Pengertian Insomnia

Insomnia adalah kondisi yang menyebabkan seseorang sulit atau susah tidur, meski mempunyai kesempatan dan waktu yang cukup untuk istirahat. Insomnia salah satu gangguan kesehatan yang menyerang penderita hingga mengalami kesulitan atau kesusahan tidur.

Gangguan sulit tidur akan membuat penderitanya mengalami hambatan untuk memulai tidur atau melanjutkan tidur. Insomnia yaitu kondisi yang membuat penderitanya tak mempunyai kualitas tidur yang baik dan memperoleh berbagai gangguan di siang hari. Insomnia mempunyai semacam diagnosis klinis yang umumnya diberikan teratur minimal tiga kali dalam seminggu 

Menurut lembaga National Institute of Health Sekitar 30% dari jumlah total populasi manusia memiliki gejala dari gangguan insomnia. Hasilnya menunjukkan jika populasi paling banyak menderita gejala insomnia yaitu wanita, karena wanita akan mengalami perubahan hormonal. 

Populasi lainnya dengan gejala insomnia terbanyak yaitu lansia dengan rentan usia diantara 60 tahun. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan siklus atau jadwal tidur dan berkembangnya penyakit lain karena faktor usia.

Selain itu, insomnia bisa menyerang siapa saja di segala usia. Biasanya insomnia terjadi tanpa disebabkan oleh apapun, jadi gangguan sulit tidur datang sendiri tanpa sebab. Ada beberapa kondisi yang memicu datangnya gangguan susah tidur seperti, rekanan psikologis, nyeri kronis di bagian tubuh, penyakit jantung atau gagal jantung, tiroid yang terlalu aktif, sindrom kaki saat gelisah, menopause pada lansia, obat tertentu dan lainnya.

Adapun faktor lainnya yang mempengaruhi insomnia. Faktor ini bisa memengaruhi, karena dilakukan secara terus menerus. Misalnya, saat memperoleh shift kerja jaga malam. Diagnosis ini bisa didasarkan oleh kebiasaan saat kamu tidur dan beberapa pemeriksaan untuk mendeteksi penyebab dasarnya. 

Insomnia yang disebabkan adanya penyakit psikologis harus ditangani oleh ahlinya. Pengobatan yang bisa dilakukan dengan terapi psikologis. Terapi psikologis dinilai paling tepat untuk mengobati insomnia, misalnya terapi kognitif. Terapi kognitif dilakukan dengan cara menuntut pasien untuk memperbaiki kebiasaan tidur, dengan melakukan beberapa cara supaya merasa kantuk. Selain itu, pasien dilatih untuk mengurangi berbagai asumsi pro kontra mengenai tidur.

Beberapa penderita insomnia lebih suka mengobatinya dengan cara kerja obat dibandingkan dengan secara alami. Padahal, mengonsumsi obat secara terus-menerus akan berdampak buruk bagi kesehatan. Bahkan, bisa bergantung pada obat tersebut. Obat yang biasa digunakan penderita insomnia yaitu obat penenang dan obat tidur.

Jika terus menerus mengonsumsi obat tersebut, efek yang ditimbulkan bagi pengguna merasa ketergantungan. Penderita akan merasa tak bisa tidur, Apabila tidak minum zat dan obat tersebut. Apabila terus mengonsumsi salah satu obat tersebut secara terus menerus, pastinya memberikan dampak buruk untuk kesehatan tubuh kamu, bukan?

Jenis-jenis Insomnia Umum

Apakah kamu sudah paham apa itu insomnia? Insomnia merupakan gangguan susah tidur. Apa saja jenis insomnia? Nah berikut ini jenis-jenis Insomnia umum yang perlu diketahui.

Pengertian Insomnia: Jenis, Gejala, dan Faktor Pendorongnya

1. Insomnia akut

Insomnia akut atau insomnia jangka pendek merupakan kondisi saat seseorang mengalami gangguan sulit tidur dalam waktu yang relatif sebentar atau pendek. Insomnia akut umumnya muncul saat seseorang merasa stress dan tertekan. Biasanya karena kehilangan orang yang berharga, memperoleh vonis penyakit serius dan lainnya.

2. Insomnia kronis

Insomnia kronis yaitu gangguan sulit tidur yang terjadi dalam waktu relatif lama atau panjang. Gangguan susah tidur nyenyak ini bisa terjadi tiga hari dalam seminggu, bahkan bisa sampai lebih dari tiga bulan.

Seseorang mengalami insomnia kronis akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Karena, tubuh tidak memperoleh waktu istirahat yang cukup untuk mengisi energi pada tubuh. Penyebabnya, karena merasa tertekan, terbentuknya pola tidur yang kurang sehat, sering bermimpi buruk, gangguan mental dan lainnya.

3. Insomnia sleep onset

Insomnia sleep onset yaitu gangguan kesulitan tidur walaupun sudah mengantuk berat, bahkan telah berusaha membuat dirinya tertidur. Penderita akan berjuang untuk tidur meskipun sudah berada di tempat tidur selama kurang lebih 20-30 menit. Penderita merasa sulit tidur, meskipun sudah memejamkan mata berulang kali. 

Akibat yang ditimbulkan dari gangguan tidur ini, penderitanya akan terus memandang langit-langit kamar sepanjang malam tanpa merasakan adanya istirahat. Jika gangguan tidur ini terus dibiarkan begitu saja, akan menyebabkan Graeds merasa lelah dan semakin mengantuk saat fajar telah terbit. 

Gangguan sulit tidur ini disebabkan oleh gangguan mental, misalnya menerima tekanan berat, mengalami gangguan kecemasan, dan depresi.

4. Insomnia anak-anak

Menurut penelitian American Academy of Sleep Medicine, ada dua jenis gangguan susah tidur yang sering terjadi pada anak-anak atau di usia dini.

Jenis gangguan susah tidur yang pertama yakni insomnia sleep onset. Gangguan susah tidur yang sering terjadi pada anak usia dini. Susah tidur in disebabkan karena kebiasaan anak yang biasa digendong atau diberikan susu dan berada di tempat tidur yang sama dengan orang tuanya. Karena anak-anak yang dibiasakan seperti itu, membuat anak tak bisa tidur apabila tidak melakukan kebiasaan tersebut.

Selain itu, anak tidak dibiasakan untuk tidur tepat waktu dan tetap, kemungkinan akan mengalami sulit tidur. Begitupun sebaliknya, jika diusahakan untuk tidur tepat waktu, maka mengurangi kemungkinan datangnya gangguan susah tidur.

Insomnia jenis ini, bisa diatasi dengan membiasakan buah hati untuk tidur lebih awal. Jangan biarkan anak terjaga semalaman dan malah tidur di waktu yang tak tepat.

5. Insomnia akibat obat atau zat tertentu

Insomnia jenis ini, bisa terjadi karena adanya stimulan yang berasal dari mengonsumsi obat yang menghambat rasa kantuk. Obat-obatan atau zat tertentu seperti alkohol, kopi yang mengandung kafein tinggi dan makanan, dan minuman yang memicu susah tidur.

Makanan yang bisa memicu sulit tidur seperti makanan pedas. Disarankan untuk tidak makan pedas saat waktunya tidur, karena makanan pedas bisa memberikan rasa panas di bagian perut. Kemungkinan akan mengganggu tibanya rasa kantuk dan proses tidur. 

Cara untuk mengatasi gangguan insomnia ini, yaitu berhenti menggunakan dan mengonsumsi zat atau obat tersebut. Supaya bisa memperoleh pola tidur yang ideal dan kualitas tidur yang baik.

6. Insomnia karena medis

Insomnia ini bisa disebabkan karena berbagai hal yang berkaitan dengan gangguan kondisi medis. Misalnya, insomnia yang disebabkan karena ada gangguan jiwa pada penderita, depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar dan lainnya. 

Tingkat keparahan pada jenis insomnia ini berbanding lurus dengan seberapa parah dari gangguan kondisi medis yang dialami oleh penderita. Permasalahan susah tidur ini harus dilakukan dua kali pengobatan, yaitu mengobati kondisi medis, misalnya gangguan jiwa dan depresi. Kemudian, mengobati gangguan susah tidur. 

Selain itu, penderita diwajibkan untuk memberi tahu dokter mengenai obat apa saja yang sudah dikonsumsi selama ini. 

7. Mixed insomnia

Selanjutnya gangguan sulit tidur campuran. Jenis insomnia ini, masih belum formal. Namun, insomnia campuran sangat menggambarkan bahwa adanya gangguan sulit tidur. Insomnia campuran terjadi karena adanya kombinasi dari insomnia jenis sleep onset, ketidakmampuan menjaga kualitas tidur, dan kebiasaan bangun pagi. 

Gejala-gejala Gangguan Tidur

Penderita Insomnia atau susah tidur gejalanya diawali dengan hal yang sederhana yaitu selalu terjaga di setiap malam dan saat pagi tubuh akan merasa kelelahan. 

Sementara itu, insomnia yang disebabkan oleh gangguan mental penderita akan merasa tegang, cemas, dan khawatir karena selalu memikirkan tentang masalah yang dihadapinya. Sehingga, membuat mereka terlalu lama berbaring di tempat tidur dan tidak segera untuk tidur. Penderita hanya terus memikirkan pokok permasalahan dalam hidup hingga larut malam.

Insomnia jenis akut yang disebabkan oleh trauma bisa merasakan sulit tidur. Apabila trauma terjadi secara terus-menerus, maka akan terbiasa tidur terlambat. 

Faktor Pendorong Gangguan Kesulitan Tidur

Insomnia bisa terjadi pada siapa saja, dan segala usia. Namun, gangguan sulit tidur lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan pria. Berikut ini beberapa faktor yang memicu terjadinya insomnia.

  1. Adanya gangguan pada mental, seperti merasa tertekan, gangguan pasca trauma, gangguan kekerasan, dan masih banyak lagi 
  2. Bekerja di shift malam, pekerjaan yang melibatkan shift malam bisa merubah jam biologis atau jam alami dalam tubuh.
  3. Wanita yang mengalami menstruasi secara alami akan mengalami perubahan hormon yang tidak diduga. Sehingga, wanita lebih cenderung sangat mudah menghasilkan keringat di malam hari. 
  4. Lanjut usia, karena usia yang semakin bertambah maka akan rentan terkena penyakit tua. Salah satunya insomnia. 
  5. Tidur terlalu lama di siang hari

Seseorang yang sering tidur di siang hari hingga menghabiskan waktu berjam-jam biasanya akan terjaga di malam hari, hingga susah untuk tidur di malam hari. Akibatnya akan mengalami insomnia. 

Cara Mengatasi Insomnia

Insomnia yang terjadi dalam jangka pendek umumnya tak memerlukan obat. Kamu hanya perlu mengatur pola makan dan pola tidur, supaya bisa tidur nyenyak di malam hari. Satu faktor yang penting dan berpengaruh yaitu “Sleep Hygiene”. Sleep Hygiene merupakan upaya yang dilakukan untuk membangun kebiasaan tidur yang sehat. Cara menerapkan sleep Hygiene atau cara mengatasi insomnia sebagai berikut:

Pengertian Insomnia: Jenis, Gejala, dan Faktor Pendorongnya

1. Pastikan jadwal tidur

Cara mengatasi insomnia yang harus kamu lakukan, yaitu membuat jadwal tidur untuk membentuk  pola tidur yang konsisten. Berusahalah untuk setiap harinya bangun dan tidur di waktu yang sama. Pastikan juga tidur yang cukup 7-8 jam setiap harinya.

2. Membuat rutinitas sebelum tidur

Lakukanlah kegiatan yang mampu membuat kamu cepat tidur. Luangkan waktu kamu sekitar 30-60 menit sebelum tidur untuk melakukannya. Lakukanlah kegiatan yang kamu sukai, misalnya membaca buku, mendengarkan musik, menulis, perawatan wajah, dan lainnya. Hindari melakukan kegiatan yang memicu emosi atau kekhawatiran, misalnya pekerjaan atau pelajaran.

3. Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman

Buatlah lingkungan tidur yang menjadi tempat ideal untuk beristirahat atau tidur. Misalnya, mengatur suhu ruangan supaya tetap sejuk, mematikan lampu atau membatasi penerangan dengan lampu tidur. Apabila lingkungan kamar berisik pakailah penutup telinga. Jauhkan benda-benda yang bisa mengganggu waktu tidur, misalnya smartphone, laptop, TV, komputer, atau perangkat elektronik. Sebab, pancaran sinar dari perangkat elektronik bisa menghambat produksi hormon melatonin yang membantu untuk tertidur.

4. Batasi waktu tidur siang

Tidur siang yang lama bisa membuat kamu susah tidur di malam hari. Oleh karena itu, batasi waktu tidur siang maksimal 30 menit sebelum sore. Penderita insomnia sleep Hygiene sangat disarankan untuk tidur siang. Sementara insomnia kronis, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Dokter akan meresepkan obat tidur yang bisa konsumsi dalam beberapa hari. Obat-obatan tersebut bisa membantu kamu untuk tidur lebih nyenyak dan tidak merasa kantuk di siang hari.

Mengonsumsi obat bukanlah solusi yang tepat untuk insomnia. Kami bisa melakukan terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy). Terapi ini ditujukan untuk mengubah kebiasaan yang bisa memperbaiki insomnia, sehingga bisa berangsur-angsur membaik. 

5. Berusaha berpikir positif

Insomnia lebih berisiko pada orang yang mudah mengalami cemas atau khawatir berlebihan. Oleh karena itu, cobalah untuk selalu berpikir positif supaya pikiran bisa tenang. Kamu juga bisa mencoba meditasi untuk menenangkan pikiran.

Apabila kamu merasa kesulitan, kami bisa berkonsultasi dengan Psikolog atau psikiater untuk melakukan konseling dan psikoterapi. Metode psikoterapi banyak digunakan untuk mengatasi permasalahan insomnia.

6. Mengonsumsi makanan sehat

Alangkah baiknya menghindari konsumsi makanan dengan kandungan lemak jenuh tinggi dan karbohidrat kompleks menjelang tidur. Karena, jenis makanan tersebut bisa memperberat kerja sistem pencernaan, sehingga tubuh menjadi sulit beristirahat. Apabila kamu ingin cemilan di malam hari, pilihlah makanan ringan sehat, seperti yogurt atau cracker tawar. 

7. Hindari merokok sebelum tidur

Kandungan nikotin dalam rokok bisa membuat kamu susah tidur. Oleh sebab itu, hindarilah merokok sebelum tidur supaya tak terjaga di malam hari. 

Bisakah Insomnia Sembuh Tanpa Obat?

Insomnia bisa sembuh tanpa obat, hanya saja kamu perlu membiasakan pola tidur yang baik. Beberapa cara berikut ini bisa dipraktikkan untuk mengatasi insomnia tanpa obat:

1. Menentukan waktu tidur

Tidur dan bangunlah di jam yang sama setiap malam dan pagi. Kamu juga bisa menghindari tidur siang, supaya di malam hari badan yang lelah bisa istirahat dengan mudah.

2. Hindari penggunaan barang elektronik

Hindari penggunaan barang elektronik seperti smartphone, televisi, atau lainnya sebelum tidur. Kamu bisa menonaktifkan HP dan meletakkan jauh dari tempat tidur. Cahaya dari LCD bisa menyebabkan kamu sulit untuk tertidur di malam hari, karena perubahan jam tubuh kamu (irama sirkadian)

3. Menghindari konsumsi kafein, alkohol dan nikotin

Kafein dan nikotin mengandung stimulan yang membuat kamu tetap terjaga sesudah mengonsumsinya. Selain itu, membuat kamu terbangun di tengah malam, sehingga merusak kualitas tidur.

4. Olahraga secara teratur

Apabila kamu ingin berolahraga, usahakan tidak berolahraga 2-3 jam menjelang waktu tidur, karena bisa membuat kamu susah tidur. Lakukan olahraga tiga sampai empat jam sebelum tidur. 

5. Hindari makanan berat di sore hari. 

Apabila kamu merasa lapar, sebaiknya mengonsumsi makanan ringan atau buah-buahan.

6. Buatlah kamar tidur yang nyaman

Kamu bisa mengatur cahaya lampu redup atau gelap, usahakan tenang dan suhu udara tak terlalu hangat atau dingin. Apabila cahaya mengganggu, maka gunakanlah masker mata untuk tidur. 

7. Melakukan rutinitas santai sebelum tidur

Kamu bisa melakukan rutinitas santai sebelum tidur, supaya tubuh dan pikiran lebih rileks. Misalnya, dengan kegiatan membaca buku, mendengarkan musik, dan lainnya.

8. Hindari penggunaan tempat tidur untuk banyak kegiatan

Alangkah baiknya jika tempat tidur hanya digunakan untuk tidur, bukan bekerja, bersantai, dan kegiatan lainnya

9. Lakukan hal menyenangkan

Apabila kamu merasa susah tidur dan tidak mengantuk. Maka bangunlah dan lakukan sesuatu yang menyenangkan. Kamu bisa melakukan meditasi atau yoga sampai kamu merasa mengantuk.

10. Buat daftar yang harus dilakukan sebelum tidur

Apabila kamu tetap terjaga dan khawatir tentang berbagai hal, maka buatlah daftar yang harus kamu lakukan sebelum tidur. Hal tersebut dilakukan untuk membantu kamu untuk lebih tenang dan fokus pada waktu tidur

11. Mengonsumsi Madu

Madu dapat kamu konsumsi untuk mengatasi masalah sulit tidur. Di dalam madu, ada kandungan yang mampu menurunkan hormon yang diproduksi obat, dan membuat kamu tetap terjaga. Untuk insomnia ringan, kamu bisa mengonsumsi satu sendok madu. Madu bisa membantu Triptofan yang masuk dalam otak jadi lebih banyak. Triptofan yaitu Asam amino yang bisa menimbulkan rasa kantuk pada tubuh.

12. Konsumsi ikan

Kandungan gizi pada ikan segar sangat baik untuk tubuh. Daging ikan kaya protein dan vitamin seperti B6. Vitamin ini dapat meningkatkan produksi pembentukan melatonin, yang dapat membuat siklus tidur menjadi lebih teratur.

13. Menghirup lavender

Minyak esensial lavender dapat digunakan sebagai aromaterpi. Beberapa saran medis meminta seseorang untuk memasang pengharum ruangan lavender di kamarnya untuk mengatasi susah tidur.

Hal tersebut telah dibuktikan dalam studi tahun 2015. Sebanyak 159 wanita pasca melahirkan diberikan aromaterapi lavender selama delapan Minggu, hasilnya kualitas tidur mereka semakin meningkat. Kemudian, dalam studi lain tahun 2017, sebanyak 60 orang dengan penyakit jantung yang dirawat dalam ruangan ICU dan menghirup aroma lavender, 2% melaporkan rasa cemas berkurang dan ada peningkatan dalam kualitas tidur mereka.

14. Minum air putih atau susu

Air putih atau susu hangat membantu melemaskan otot-otot yang kaku dan tegang, apabila di minum sebelum tidur. Kebiasaan minum susu sebelum tidur salah satu cara mengatasi insomnia. Rasa cemas yang hilang sesudah minum susu bisa membantu tidur lebih cepat. Selain bisa membantu menjaga kualitas tidur, khasiat susu bisa meningkatkan imunitas tubuh.

Cara Mengatasi Insomnia Menurut Psikologi

Dalam kondisi yang mendasari pada susah tidur perlu ditangani secara bersamaan. Termasuk pada masalah kesehatan mental dan fisik, serta permasalahan emisi atau dampak dari peristiwa kehidupan yang penuh dengan tekanan atau trauma.

Obat-obatan yang pernah dikonsumsi untuk mengobati penyakit lain bisa menyebabkan masalah tidur dan perlu diubah. Nah, berikut ini cara mengatasi insomnia menurut psikologi yang bisa kamu coba.

1. Melakukan terapi perilaku kognitif

Cara mengatasi Insomnia bisa dilakukan dengan terapi perilaku kognitif. Terapi perilaku kognitif, umumnya berlangsung selama 6-8 Minggu untuk membuat tubuh lebih cepat mengantuk, sehingga dapat tidur lebih lama. 

Terapi perilaku kognitif tidak selalu dilakukan secara tatap muka. Bisa dilakukan secara daring oleh dokter atau psikolog. Ada beberapa tahapan untuk melakukan terapi insomnia ini, seperti:

  • Terapi kognitif yang membuat tubuh semakin relaks dan berpikiran positif ketika hendak tidur.
  • Terapi meditasi dan relaksasi, tujuannya untuk membiasakan tubuh tidur lebih cepat.
  • Pembelajaran untuk tidur, membantu tubuh terbiasa dengan tidur yang teratur.
  • Terapi pembatasan tidur, dilakukan untuk membatasi waktu yang dihabiskan di tempat tidur, baik itu sedang tidur atau tidak.
  • Terapi mengontrol stimulus, berfungsi untuk membantu memperbaiki waktu bangun dan tidur yang sama di setiap harinya.

2. Obat Insomnia

Dilansir dari Orami.com, cara mengatasi Insomnia bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat. Berikut ini beberapa jenis obat tidur yang bisa kamu konsumsi:

1. Obat insomnia di Apotek tanpa resep dokter

Apabila dengan cara tanpa obat tidak berhasil mengatasi insomnia, kamu dapat menggunakan obat yang mampu membuat kamu mengantuk. Walaupun obat insomnia bisa didapatkan tanpa resep dokter, obat dari apotek tak bisa digunakan dalam jangka waktu lama dan dosis berlebihan.

Obat yang dikonsumsi untuk atasi insomnia hanya bisa dalam waktu pendek sekitar 7 hari. Disarankan untuk membaca anjuran pakai obat apotek sebelum mengonsumsi dan mengikuti instruksi dengan baik.

Sebab, apabila tidak obat apotek dapat mengubah metabolisme tubuh dan sangat mungkin menimbulkan efek samping. Berikut obat tidur apotek yang bisa kamu dapatkan:

  • Diphenhydramine (dengan nama merek obat  tidur apotek Compoz, Excerdin PM,  Nytol, Sominex, Sleepinal, Tylenol PM).
  • Doxylamine (dengan nama merek obat apotek Nighttime, Unisom, Sleep aid).

Beberapa merek obat tanpa resep tersebut mempunyai kandungan antihistamin dengan pereda rasa sakit acetaminophen. Kandungan yang terdapat dalam obat tersebut, memberikan efek samping yang perlu kamu waspadai.

2. Obat tidur dengan resep dokter

Ada beberapa obat yang bisa mengatasi insomnia dari dokter. Secara umum dokter menggunakan pil GABA. Pil tersebut bekerja pada reseptor GABA di otak yang mengontrol rasa kantuk dan rileks. Obat-obatan yang termasuk dalam obat GABA yakni:

  • Ambien (zolpidem tartrate).
  • Ambien CR (zolpidem tartrate).
  • Lunesta (eszopiclone).
  • Sonata (zaleplon).

Obat yang bekerja di reseptor GABA pada otak tak bisa memengaruhi semua reseptor. Sebab itu, obat ini lebih aman dibandingkan dengan obat benzodiazepin yakni obat yang membuat kamu ngantuk dan sudah ada sejak dulu.

Obat GABA, mempunyai efek samping yang lebih rendah. Kebanyakan yang mengonsumsi obat ini diproses lebih cepat di tubuh, sehingga di pagi hari efeknya pun sudah mulai mereda.

Demikianlah informasi mengenai insomnia. Jadi, insomnia merupakan gangguan sulit tidur. Lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter, apabila gangguan sulit tidur yang berkepanjangan. Supaya bisa mengetahui akar permasalahan penyebab insomnia yang sedang kamu alami saat ini. Semoga informasi tersebut bermanfaat, menambah wawasan dan membantu kamu yang ingin mengatasi gangguan sulit tidur.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top